Karena perasaanku bukan lah yang utama, karena bagiku kebahagianmu adalah segalanya
~~~~
#Flashback
Hati Luna kacau gadis itu tidak menyangka kalau segalanya akan sesulit ini sedangkan di sisi lain Hyu mulai membatasi diri kini akal sehatnya kembali menuntunya kejalan yang harusnya ia lewati.
Hari-hari berlalu seperti biasa Luna dan Hyu pun melewati harinya seperti sebelumnya, sebelum mereka jujur akan isi hati mereka
"Apa yang kau pikirkan? Akhir-akhir ini aku lihat kau sering melamun, ada masalah?" Tanya Hyu
"Tidak ada ..,"
"Kenapa? Apa kau dan ayah bertengkar, tidak biasanya kau mengabaikan Ayah saat dia mau pergi."
"Aku hanya lelah ... lagi pula kali ini dia hanya pergi 1 minggu." Jawab Luna
"Mood mu sedang buruk ya?mau aku belikan ice cream?" tanya Hyu
"Tidak,aku maunya satu hari bersama kakak, hanya kita berdua." jawab Gadis itu
Luna merebahkan dirinya dengan lengan Hyu yang menjadi bantalan untuk kepalanya. Seperti biasa lelaki itu mengabulkan permintaannya untuk pergi berdua saja
"Kak ... apa kau bahagia?" tanya Luna
"Bahagia bagaimana yang kau maksudkan?"
"Apa kau bahagia selama bersama aku dan Ayah."
"Tentu, walau awalnya terasa aneh tapi setelah aku jalani ternyata menyenangkan memiliki keluarga ..."
Jawab Hyu
Luna menangkap raut bahagia lelaki itu dan hal itu semakin membuatnya sulit memilih antara Hyu sebagai kakak atau kekasih
"Bagaimana jika ... ini hanya jika saja kakak harus kembali ke kehidupan yang dulu apa yang akan kakak lakukan."
"Entahlah aku tidak tau akan bertindak seperti apa, yang pasti aku akan sangat sedih karen baru saja sebentar aku merasa hidup layaknya orang lain tapi malah harus kembali ke tempat aku berasal dan sendirian lagi.." jelas Hyu
"Tapi kenapa kau tiba-tiba menanyakan semua itu?"
"Tidak apa-apa, aku hanya penasaran."
Ucap Luna sambil memeluk erat Hyu
Luna memeluk Hyu erat seolah ini adalah hari terakhirnya bersama lelaki itu.
"Ada apa dengan hari ini kau lebih manja dari biasanya ..." ucap Hyu heran
"Apa kakak tidak suka aku yang begini?"
"Bukannya tidak suka, aku hanya merasa takut." Jawab Hyu
"Takut? Kenapa?."
"Itu membuatku semakin takut kehilanganmu. aku tidak perduli apa hubungan kita asal bisa selalu bersamamu dan melihatmu saja aku sangat bersyukur." Hyu menatap lekat bingkai wajah gadis itu. Mengapa hatinya malah terasa nyeri seolah sesuatu akan terjadi
"Aku harap kakak selalu bahagia,karena jika kakak bahagia maka aku juga akan bahagia ..." Luna mengecup lembut bibir Hyu
"Biarlah aku hidup dengan kenangan indah hari ini ,karena satu hari bersamamu sudah cukup ... aku harus berhenti serakah sekarang ..," batin Luna
#Flashback off
*****
"Kenapa lama sekali? Apa kau sakit?" tanya Johan pada Hyu yang kini kembali duduk dengan wajah pucat dan murung
"Tida, aku tidak apa-apa." Jawab Hyu
"Anda mau saya ambilkan obat.?" Tanya Meta
"Tidak perlu kan sudah aku katakan aku baik-baik saja." Tegas Hyu kepada Meta.
*****
- Milan
"Aku ingin 1 buah Cheese cake," ucap Luna pada pelayan Toko
"Maaf Nona, cheese cake terakhir kami sudah di pesan." Jelas pelayan itu dengan penuh penyesalan
"Benarkah? Kalau begitu tidak apa-apa lain kali saja." Ucap Luna
"Berikan saja pada Nona itu." Ucap seorang lelaki yang tengah duduk di salah satu meja
Luna menoleh kearah suara lalu mendapati seorang lelaki tengah tersenyum bahkan mengedipkan mata padanya
"Aku pergi dulu." Ucap Luna pada pelayan toko. Namun, wanita itu tidak menyangka lelaki bertubuh tinggi besar itu malah menahannya
"Lepaskan saya." Pinta Luna dengan raut wajah tidak bersahabat bukannya menurut lelaki itu malah menarik Luna mendekat hingga menabrak d**a bidangnya
"tidak, anda telah menjadi target saya." Ucap lelaki itu
"Dasar lelaki aneh." Geram Luna sambil menyentak tangan lelaki itu kasar
"Sampai jumpa lagi mio amore." Goda lelaki itu
Setelah Luna pergi seorang wanita dengan pakaian pelayan datang menghampiri lelaki itu dan duduk di depannya
"Ibu akan marah jika kakak menganggu pelanggan toko, lagi pula buat apa kakak di sini? Apa kau tidak memiliki pekerjaan." Ucap seorang wanita dengan pakaian pelayan itu
"Aku di sini tentu untuk melakukan pekerjaan." Jawab lelaki itu sambil tersenyum kecil
"Pekerjaan, apa?" Tanya wanita itu
"Mencari cinta." Jawab Lelaki itu sebelum akhirnya tertawa puas
"Luciano!!!" Teriak wanita itu karena kesal. Bagaimana bisa di pikiran kakaknya itu hanya ada wanita, wanita dan wanita saja.
Di sisi lain
Luna sedang berjalan pulang dengan perasaan kesal mengingat perlakuan dan perkataan gila yang lelaki itu katakan, benar-benar seorang lelaki mesum
"Target? Memang aku binatang buruan." Gerutu Luna
Wanita itu duduk di halte bus menunggu bus nomor 129 datang. Hidup Luna disini jauh dari kata mewah karena wanita benar-benar menyembunyikan dirinya juga latar belakangnya. Luna bekerja sambilan sebagai pekerja paruh waktu di sebuah perusahaan desain interior kecil. Namun, gajih yang ia terima cukup untuk kehidupan nya di kota ini
"Harusnya aku makan cheese cake di ulang tahun kakak.." guman Luna sambil sesekali menghela nafasnya.
****
Singapura.
Hyu mengantar Meta pulang. sebelum nya lelaki itu pamit pulang lebih awal karena merasa lelah walau sebenarnya semua itu hanya alasan agan bisa segera keluar dari tempat itu
"Anda baik-baik saja, pak?" Tanya Meta
"Ya, aku hanya lelah, maaf aku mengganggu hari liburmu." Ucap Hyu
"Tidak saya senang, kalau begitu saya akan masuk ... sampai jumpa." Meta keluar dari mobil Hyu dan menatap kepergian lelaki yang sudah lama ia sukai
Meta tersenyum bahagia dia tidak menyangka bisa sedekat itu dengan Hyu walau sikap lelaki itu datar bukannya membuat dia menyerah malah makin membuat nya semakin penasaran.
"Aku pasti akan mendapatkan mu, lihat saja Hyu kau akan jatuh ke pelukanku." Guman Wanita itu
Hyu menepikan mobilnya di bahu jalan d**a lelaki itu terasa sesak mungkin karena rasa rindu yang terlalu menumpuk didalam hatinya. Hyu meraih ponselnya dan menatap photo Luna yang begitu bahagia dalam pelukannya
Tanpa sadar Hyu sudah menekan nomor dial Luna jemari lelaki itu tergerak untuk melakukan panggilan tetapi dia tidak sanggup pada akhirnya dia hanyalah lelaki pengecut yang tidak berani menanyakan bahkan meminta penjelasan. Dia hanyalah seorang pengecut yang tidak berani menahan kepergian gadis yang dia cintai.
*****
#Flashback on
Hyu berlari dan mendobrak kamar Luna begitu saja, mata lelaki itu berkaca saat melihat kamar itu sudah rapi dan lengang karena beberapa barang telah di bawa.
"Luna, Luna ..." Teriak Hyu berharap gadis itu keluar dan menampakan dirinya
"Nona susah berangkat dini hari Tuan, dengan penerbangan pertama." Jelas salah satu pengurus rumah
"Kenapa? Kenapa tidak ada yang memberi tahuku?" Tanya Hyu
"Saya tidak berani Tuan, Nona yang meminta merahasiakan semua ini dari Tuan."
Hyu terhuyung-huyung sebelum akhirnya terduduk di tengah keheningan hampa kamar itu, sebenarnya apa yang membuat Luna pergi, kemarin bukankah mereka masih baik-baik saja lalu mengapa Luna tiba-tiba pergi
"Apa bibi tau Luna pergi kemana?"
"Maaf Tuan saya kurang tau, Nona pun tidak ada berbicara tentang ini semuanya serba mendadak."
"Apa ada pesan atau apapun yang dia titipkan untukku."
"Ada Tuan, Nona menitipkan ini."
Hyu meraih amplop coklat itu mungkin ada penjelasan dari Luna tentang semua ini dan apa yang membuat Luna pergi begitu saja
Hyu tersenyum getir saat melihat amplop itu hanya di penuhi dengan photo yang mereka ambil saat pergi bersama, hati Hyu terasa sakit pantas semuanya terasa begitu indah ternyata luka kehilangan yang harus ia tanggung adalah sebesar ini
Satu demi satu lelaki ini menatap potret bahagia mereka sampai akhirnya tanpa sengaja Hyu menemukan sebuah pesan singkat dibalik salah satu photo itu
Maafkan aku kak dan mari kita lanjutkan hidup masing-masing dengan kenangan indah hari itu karena kita sudah terlalu serakah. Maka mulai saat ini mari hidup dalam batasan yang sudah takdir buat. Aku harap kakak selalu bahagia.
Adikmu, Luna
Hyu meremas photo itu dan membuangnya asal. Bagaimana bisa dengan mudahnya Luna memintanya untuk kembali dalam batasan saat dirinya sudah keluar terlalu jauh bahkan tidak mungkin lagi untuk kembali.
Di bandara Luna menatap kosong kearah layar ponselnya gambaran indah kenangannya bersama Hyu semakin memberatkan langkahnya untuk pergi
"Apa anda yakin akan pergi dengan cara seperti ini?." Tanya sekertaris Ann
"Memang aku harus pergi dengan cara yang seperti apa uncle? Jika bertemu dia aku tidak akan bisa pergi." Jawab Luna lirih
"Setidaknya anda bisa menelpon Tuan Hyu ..."
"Tidak." Tolak Luna cepat,
"Kenapa Nona, jika anda merasa tidak ingin pergi jangan paksa diri anda." Ucap Ann yang merasa kasihan
"Aku harus pergi uncle, kau tau bagaimana ayahku kan aku tidak mau dia melakukan suatu hal yang menyakiti kakak ..."
"Tapi Nona bagaimana dengan Tuan Hyu anda pergi seperti ini pasti dia sangat sedih."
"Biarkan saja dia sedih dan membenciku ... itu jauh lebih mudah dari pada dia tersiksa karena rasa cintanya padaku ... jika aku tetap bersamanya dia akan hancur." Ucap Luna. Air mata gadis itu menetes padahal sudah sekuat tenaga ia menahannya
Bohong ... bohong jika dia bilang mudah jika Hyu membencinya, memikirkan kebencian Hyu padanya saja sudah membuatnya sesak. Namun m, jika itu semua bisa menyelamatkan Hyu dari lembah hitam seperti itu maka rasanya pengorbanan ini setimpal,
"Benci saja aku sepuasnya kak, tapi kumohon berbahagialah." Batin Luna
flashback off