Aku tidak memintamu berkorban dan terluka seorang diri, karena bagiku terluka bersamamu jauh lebih baik dari pada sebuah perpisahan dan siksa rindu yang tidak berujung ini
"Aku merindukanmu"
~~~~~
Seorang wanita cantik berjalan memasuki ruangan sambil memegan sebuah map merah di tangannya. 
"Permisi pak, ini dokumen yang anda minta." Ucap Wanita itu pada lelaki berkacamata yang terlihat sedang sibuk dengan pekerjaan nya
"Letakan saja,nanti akan aku periksa." Jawab lelaki itu
"Baiklah kalau begitu saya permisi."
"Tunggu Meta ... apa jadwalku penuh hari ini?" Tanya lelaki itu
"Tidak pak, dari jam 3 jadwal anda kosong." Jawab Wanita itu
"Baiklah kau bisa pergi." 
Lelaki itu menyadarkan dirinya kepalanya terasa sakit akibat beberapa pekerjaan mendadak yang harus ia tangani, dia melepas kacamatanya dan memijat pelan keningnya. Dia terlambat untuk menyesali segalanya. Namun, dia tidak menyangka hidupnya tanpa Luna akan seberat ini.
Sepulang bekerja Hyu langsung memasuki apartemennya semenjak kepergian Luna, ia memilih hidup sendiri dia tidak sanggup berada di sana tanpa Luna, rasanya sesak saat dia melihat kehadiran gadis itu di setiap sudut rumah, tapi sesaat setelahnya bayangan itu menghilang karena semua  yang ia lihat hanya ilusi akibat dari rasa rindunya semata
Hyu membaringkan tubuhnya, dia melakukan  sudah melakukan banyak hal hanya untuk membuatnya bisa melupakan Luna akan tetapi mengapa senyuman serta sentuhan gadis itu masih terasa dan tertanam jelas di ingatannya, Hyu sudah mencoba bahkan dia sempat menjadi lelaki b******k yang mengencani banyak wanita hanya untuk melupakan Luna tapi  mengapa gadis itu masih ada di sana .... seolah berdiri kokok di sebuah ruang yang spesial di hatinya.
Drt ... Drtt
Ponsel Hyu bergetar sejenak mengalihkan pikiran lelaki itu dari Luna
"Halo, ayah." 
"Besok pulanglah kerumah ayah ingin merayakan ulang tahunmu, ajak juga sekertarismu." Ucap Johan
"Baiklah ayah, tapi aku tidak nyama membawa Meta, karena besok hari libur aku tidak ingin mengganggu waktu nya apalagi untuk masalah pribadi." Jawab Hyu
"Dia pasti mau, kalian sudah berteman sedari lama, di kantor mungkin dia sekertarismu l, tapi dia juga temanmu jadi undang lah dia juga." Pinta Johan. Hyu menghela nafas nya sebenarnya dia tidak suka melakukan hal seperti itu baginya Meta hanya rekan kerja lepas dari hubungan mereka di sekolah itupun hanya sebatas teman biasa tidak lebih.
"Baiklah ... aku akan mengajaknya, kalau begitu sampai jumpa besok." Jawab Hyu.
Keesokan harinya ...
Hyu menghentikan mobilnya di depan tempat tinggal Meta dan tidak butuh waktu lama seorang wanita keluar dengan memakai dress simpel berwarna navy yang sangat pas untuk tubuhnya
"Maaf membuat anda menunggu." Meta dengan senyum ramahnya,
Meta sesekali mencuri tatap kearah Hyu dia tidak menyangka lelaki dingin itu akan mengundangnya ke pesta ulang tahun.
"Maaf ya, aku memintamu menemaniku padahal ini bukan hari kerja."ucap Hyu
"Tidak apa-apa, saya tidak merasa terbebani saya malah merasa senang anda mau mengundang saya."jawab Meta
Hyu hanya tersenyum kecil sepertinya hanya dia yang merasa tidak nyaman. Setelah beberapa waktu perjalanan mereka akhirnya sampai ke tujuan. Lelaki itu sempat terdiam sambil menatap jauh kedalam rumah itu.
"Akankah Luna hadir kali ini." batin Hyu yang selalu berharap dapat melihat Luna kembali
"Pak, anda tidak turun?" Tanya Meta dengan wajah bingung mengapa lelaki itu hanya diam sambil menatap kosong
"Uh, aku ... Aku akan turun." Ucap Hyu saat kesadarannya kembali
Meta berjalan bersama Hyu saat memasuki rumah beberapa pengurus rumah langsung menyambut kedatangan Hyu dan Meta
"Silahkan Tuan, Nona, Tuan besar sudah menunggu." Ucap salah satu pengurus rumah
Johan tersenyum saat melihat Hyu masuk bersama Meta lelaki tua yang kini hanya dapat duduk di kursi roda itupun bergegas memeluk putra nya itu
"Ayah ..," Sapa Hyu sambil membalas pelukan Johan
"Apa kabar pak Presdir." sapa Meta
"Aku baik, silahkan kalian duduk." Ucap Johan dengan antusias
"Akhir-akhir ini kau sangat jarang berkunjung, aku jadi kepikiran dan khawatir." Ucap Johan
"Aku sibuk ayah, kerugian akibat pembatalan kontrak benar-benar bukan masalah sepele."jawab Hyu
"Tapi kau tidak telat makan kan, ayah perhatikan kau semakin kurus, jagalah kesehatanmu kau masih muda." Ucap Johan
"Iya ayah, ayah tidak perlu khawatir aku bisa merawat diriku sendiri lebih baik ayah pikirkan kesehatan ayah." Timpal Hyu. Johan hanya menggerutu mendengar jawaban Hyu 
"Nona Meta, aku titip Hyu ya! jaga dia dan rawat dia dengan baik." Ucap Johan membuat wajah Meta bersemu
"Ayah!!! Dia itu sekertaris bukan baby sitter." Kesal Hyu yang membuat Johan tertawa puas
"Baik pak, saya pasti akan memperhatikan pak direktur." Ucap Meta 
"Lihat, Meta saja tidak marah," ejek Johan 
Tiga orang itu makan. Namun, tatapan mata Hyu tertuju pada bangku kosong  tak ada yang menduduki, yah. bangku yang biasanya Luna duduki saat mereka makan bersama.
Selera makan Hyu menghilang ingatan serta kenangan tentang Luna perlahan menyelimutinya.
"Ayah aku ingin ke kamarku sebentar" ucap Hyu yang bergegas naik keatas bukan menuju kamarnya lelaki itu malah masuk kekamar Luna 
Aroma Luna..
Tercium jelas di kamar ini, Hyu mengamati sekelilingnya dapat ia lihat Luna yang sedang berlari, berjalan, tersenyum dan kesal kepadanya.
"Kakak, kenapa diam disitu? Sedangkan cosplay jadi batu?" Bayang gadis itu dalam ilusi yang  Hyu ciptakan 
"Selamat ulang tahun," lagi-lagi senyuman dan wajah Luna terngiang di hadapan Hyu 
"Aku merindukanmu Luna ..." Guman Hyu dengan air mata yang lolos dari matanya
Seberapapun dia mencoba menyadarkan diri, lelaki itu tetap terjebak dalam perasaanya, 
****
Milan
Luna menatap ponselnya dan memandangi foto Hyu yang sedang tersenyum kepadanya. Mereka sangat bahagia saat itu seolah tidak ada batasan atau penghalang dalam cinta mereka
Apa yang terjadi hari itu masih teringat jelas setiap ucapan dan sentuhan Hyu padanya masih terasa jelas dalam ruang kenangan nya
"Harusnya aku mencium mu lebih lama saat itu, andai aku tau kalau berpisah sesulit ini..." 
"Maka aku akan memilihmu dan menentang dunia."
Guman Luna di hati kecilnya
****
Flashback
"Kenapa ayah berkata seperti itu padanya? Kenapa ayah menyuruh dia memilih ... apa hak ayah sampai harus seperti itu, dia ... Dia juga--"
"Dia? Bukan Dia Luna Tapi kakak." Ucap Johan penuh penekanan
"Kenapa ayah? Kenapa ayah membuatnya berjanji seperti itu, dia kan putra ayah juga." Ucap Luna 
"Kau benar dia putraku yang juga adalah kakak laki-laki ku." Lagi-lagi johan seolah menampar Luna dengan kata "kakak". 
"Sebenarnya apa yang ayah pikirkan?"
"Ayah sedang memikirkan masa depanmu dan juga hal-hal yang mungkin akan menjadi penghalang untukmu."
"Maksud ayah?"
"Ayah ingin kau memiliki masa depan yang cerah menjadi wanita sukses dan menikah dengan keluarga baik-baik lalu memiliki keturunan, tapi ayah tau itu pasti tidak mudah melihat betapa banyak orang yang ingin menjatuhkan mu juga orang yang membuatmu terjebak dalam perasaan yang tidak seharusnya."
Jantung Luna berdegup kencang saat mendengar apa yang ayahnya katakan lebih tepatnya kalimat terakhir lelaki tua itu
"Aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi masa depanmu bahkan jika itu Hyu sekalipun." Jelas Johan
"Ayah." 
"Kau pikir ayah tidak tau apa yang selama ini kau rasakan untuk Hyu, ayah pikir itu bukan masalah serius, tapi tenyata ayah salah."
"Jika ayah tau kenapa ayah melalukan semua ini? Aku menyukai kakak dan perasaanku tidak salah." Kekeh Luna
"Tidak salah kau bilang! Ingat Luna, Hyu memasuki rumah ini sebagai kakak laki-lakimu, jika dia melewati batas itu maka dia sudah tidak pantas berada di dalam rumah ini. Aku akui Hyu adalah anak yang baik dan penurut aku juga menyayanginya ... tapi aku membawanya kerumah ini untuk menjadi kakak laki-lakimu bukan untuk menjadi lelaki yang mencuri hatimu, kau bebas mencintai siapapun asal bukan Hyu." Jelas johan dengan wajah dingin
"Ini tidak adil, ayah tidak berhak mengatur dan ikut campur dalam perasaanku aku dan kakak saling cinta. Lagi pula dia hanya anak angkat."
"Kau benar Luna dia hanya anak angkat, maka aku bisa dengan mudah membuangnya kembali ke tempat asalnya,." Ancam Johan
"Maksud ayah? Ayah akan membuang kakak? Bagaimana bisa ayah sekejam itu?" Jerit Luna berujung tangis ketidak terimaan
"Semua tergantung apa pilihanmu Luna, Aku bisa mempercayai Hyu, Namun. aku tidak yakin dengan keras kepalamu ... lupakan perasaanmu dan kita tetap menjadi keluarga seperti saat ini atau lewati batasan itu dan aku akan kembalikan semua ketempat yang seharusnya, Hyu anak yatim-piatu dan kau anak tunggalku." Mata Luna memanas air mata gadis itu tidak berhenti mengalir. Mengapa kebahagian selalu datang sekejap dalam hidupnya.
"Aku ... benci ayah." Sambung Luna dengan tatapan penuh kemarahan
**Bersambung