DOL (Bab 5)

1540 Words
Setelah makan malam semalam yang begitu sangat indah bagi Naira, kini Naira menjemput sang mentari diatas kasur empuk itu dengan senyuman karena keluarga besar Andini sangat menerima kehadiran Naira. Ia seakan bermimpi mengenai nasib baiknya, Naira pun terbangun dari tidur nyenyak nya itu. Saat ia terbangun, ia disuguhkan dengan Gaun pengantin yang terlihat sangat anggun serta cantik di pakaikan di sebuah patung manekin itu. "Wow...bagus sekali" Ucap Naira sembari tersenyum, Ia beranjak dari ranjang tersebut. Seseorang pun mengagetkannya, "Mandi lah saja dulu Nona, Saya akan menunggu anda sampai selesai mandi" Ujar seorang Mua ternama, Jian Alberti. Jelas saja Naira mengenalnya, Naira salah satu Fans berat seorang Jian. "Kak Jian? " Tanya Naira. "Iya, Anda mengenal saya? " Tanya Jian. "Jelas saja, Kak Jian adalah Mua terhits dan perancang Gaun pernikahan yang sangat terkenal. Naira ingin sekali menjadi seperti Kak Jian" Ucap Naira polos, "Mandi saja dulu, Acara Nona akan digelar pukul sembilan dan sekarang sudah pukul 8. Itu artinya, saya hanya memiliki waktu satu jam untuk menjadikan Anda seorang putri" jelas Jian, Naira terlihat gugup dan segera melangkah kedalam kamar mandi. Satu Jam kemudian, Naira sudah berdandan dengan rapih. Gaun kebaya yang dipakai olehnya begitu sangat cantik, make Up nya terkesan natural namun menambah jumlah kecantikan Naira. Mereka melaksanakan Akad di dalam rumah besar Davis, hanya keluarga serta kerabat dekat Dave dan Davis yang menyaksikan. Orang tua Naira pun terlihat sudah hadir disana, Naira berjalan di apit oleh kedua pelayan di dalam rumah Dave. Cantik sekali... Iya cantik iya, duh Davis beruntung sekali mendapatkan wanita secantik dia... Begitulah kurang lebih kalimat yang diucapkan mereka saat melihat kecantikan Naira, Dave sengaja tidak mengundang tamu undangan. Hanya keluarga dari Andini dan Dave lalu sahabat dari Davis yang terlihat menghadiri acara tersebut, mengapa begitu? Karena status Naira yang masih pelajar yang membuat pernikahan ini terkesan rahasia. “Sah!” Suara sahutan dari orang-orang yang menyaksikan akad nikah tersebut. Naira dan Davis kini sudah sah menjadi suami istri di mata agama dan negara. Tak ada senyuman, tak ada kegembiraan di antara kedua pengantin tersebut. Davis, Lelaki berwajah tampan dengan tubuh atletis itu terlihat membungkuk sedikit dan membisikkan sesuatu di telinga Naira, “Akan Aku buat kau menderita karena menerima perjodohan konyol ini.” Deg! Bagai dihantam ribuan belati di dalam d**a Naira. Gadis yang sudah menjadi korban dari hutang piutang orang tuanya itu, menunduk dalam bersamaan dengan buliran air mata yang jatuh setetes demi setetes. Ia menyeka dengan cepat air mata itu agar para kerabat yang memenuhi undangan itu tidak melihat raut wajahnya, Naira terlihat sendu hatinya bergejolak layaknya air yang sedang mendidih. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, Naira merasa ketakutan mendengar ancaman dari Davis. "Ya Tuhan... Naira benar-benar Takut." Ia berucap lirih dalam hatinya, seakan ia sedang dalam bahaya. Ibu nya mendekat, "Nai, Makasih iya sayang. Berkat dirimu. Ibu bisa memperbaiki rumah dan akan membeli sebuah ruko untuk menjual dagangan klontongan, semoga Naira bahagia selalu." Tanpa belas kasih dan penuh rasa percaya diri, Reva mengatakan hal yang membuat Naira semakin sedih. Naira hanya tersenyum kaku, seakan panah itu menusuk relung jiwa Naira. Ayah nya pun mengucap kalimat yang hampir sama, namun sedikit menambahkan sebuah amanat. Ia berucap, "Ingat Nai, jangan pernah kecewakan Tuan Dave dan Nyonya Andini. Dan jangan pernah temui Ayah dan ibu jika mereka tidak mengijinkan" Naira mendengar setiap nasihat dan amanah dari Redi, Redi tak tahu bagaimana sakitnya Naira mendengar kalimat itu. Naira tertunduk lemas, menahan air mata yang sedari tadi mengalir di pipinya agar tak kembali turun. Semua menikmati alunan musik di dalam Pesta kecil itu, Davis pun terlihat meminum minuman keras bersama dua orang sahabatnya dan juga Joe yang disebut Adik dari Andini. Joe dan Davis hanya terpaut dua tahun usiannya, makanya Joe menganggap Andini Kakak melingkupi ibu. Joe menghampiri Naira yang duduk sendiri diatas pelaminan, "Nai, selamat iya" Ucap Joe. "Makasih Om Joe, " Jawab Naira polos, "Gak usah Om, panggil aja Kak Joe." Susul Joe, Naira hanya tersenyum irit. Jelas Joe mengerti apa yang dirasakan Naira, Joe merasa iba dengan apa yang sudah terjadi. "Nai, nanti Joe kenalin sama Rachel iya. Dia pacar Joe, lebih tepatnya calon istri. Biar Naira ada temen juga kan" Ujar Joe, Naira masih saja tersenyum canggung. Mungkin Naira ingin segera menyelesaikan pesta ini, Naira tidak terbiasa diam dan menikmati sebuah pesta. "Gak usah canggung, Ke depannya. Kamu pasti lebih sering melalui pesta-pesta seperti ini, Kak Dave seneng banget bikin Pesta. Apalagi Davis, dia paling seneng joget-joget gitu! " Ucap Joe kembali. "Naira merasa sesak Om Joe! " Ucap Naira. "Oh, apa Gaun kebaya ini tidak nyaman? Emangnya gak Fitting dulu? " Tanya Joe. "Enggak, Naira kira cuma pake kebaya biasa dan akad saja" Sahut Naira di iringi wajah yang sedang menahan setengah nafasnya. "Coba Om Joe lihat, " Joe membalikan punggung Naira, Davis melihatnya dan merasa tidak suka dengan kedekatan Joe dan Naira. Ia mendekati Pamannya itu, lalu Brukkkkk Dug.... "b******n Kau!!, mau apakan istriku hah? " Joe tahu jika Davis sudah sangat mabuk, Joe pun berusaha membiarkan Davis memukulnya dan sedikitpun tidak membalas pukulan itu. Semua keluarga dan kerabat yang menyaksikan berteriak keras, Naira pun merasa terkejut saat melihat ulah Suaminya. "Davis!! Stop" Teriak Dave, Davis pun menghentikan pukulan demi pukulan. Joe tertawa, "Kau cemburu?" Tanya Joe, "Dia merasa sesak, dan aku hanya membantunya" Ucap Joe kembali. "Joe, Maafkan keponakanmu iya" Ucap Dave. "Iya Kak, tenang aja. Joe tau kok dia lagi mabuk! " Balas Joe, Davis terkulai lemas. Dave pun meminta Assisten Win dan kedua sahabat Davis untuk mengantarkan nya ke dalam kamar. Pesta pun selesai di gelar, Andini sudah meminta beberapa pelayannya untuk membereskan kamar Davis dan memindahkan barang-barang milik Naira kedalam kamar Davis. "Ma.. Mama... " Panggil Naira pelan. "Iya Sayang?, kenapa? " Tanya Andini di iringi senyuman manis. "Mengapa Naira tidur satu kamar dengan Kak Davis? " Tanya Naira polos, "Kalian kan sudah menjadi sepasang suami istri, jadi lebih baik kalian tidur satu kamar saja. Davis sudah berjanji tidak akan melakukan hal aneh kepada mu, percayalah! " Sahut Andini mencoba meyakinkan Naira, Naira yang memiliki jiwa Penurut hanya mampu mengiyakan apa yang di perintahkan dan menjadi keputusan kedua mertuanya. Lagipula bagi Naira, ia sudah resmi menjadi hak milik Dave dan Andini dan juga Davis. Naira, duduk diatas sofa. Ia sudah mandi dan berganti pakaian dengan memakai baju tidur setelan panjang, jantungnya seakan sedang berhenti lalu memompa keras. Melihat suami tidur tanpa kaus dan hanya memakai celana pendek boxer, Naira seakan menahan rasa kantuknya. Ia pun berniat membawa bantal dan selimut untuk ia pakai dan memejamkam mata diatas sofa itu, namun saat Naira akan membawa bantal tersebut, seketika Davis membuka matanya. Menyelaraskan bias cahaya diatas kepala Naira, Davis sadar akan statusnya kinj bersama Naira. Davis menarik tangan Naira lalu bertanya, "Kau mau kemana? " Tanya Davis. "A.. aku mau tidur disana Kak Davis" Jawab Naira dengan tatapan yang sangat polos, "Habisnya Kak Davis tidurnya menghabiskan tempat, " Timpalnya kembali, Davis mengeliatkan badan nya. "Tidak, kau tidak boleh tidur disana! " Naira merasa bingung dengan tingkah Davis, Davis menarik lebih dalam tangan milik Naira itu hingga membuat Naira jatuh kedalam pelukannya. Lalu Davis membuat Naira tergelatak diatas tubuhnya, Davis menatap mata Naira. Terlihat sekali Naira merasa ketakutan, air matanya pun terlihat membendung. "Kak Davis, Naira... Mmmhhhp" Davis melumat bibir Naira, Naira seakan meronta. Ia ingin sekali menolaknya, namun tubuhml Atletis Davis seakan menutupi tubuh Naira. "Mama dan Papa sudah membeli mu untuk ku bukan?" Tanya Davis dengan tatapan sarkas, Naira benar-benar merasa takut. "Naira.... Kan masih sekolah... " Slurrrrphhhh.... Ciuman itu kembali diberikan Davis untuk bibir mungil istrinya, Naira tak mampu menolaknya, kedua tangan nya saja di pegang oleh Davis. Ia tak mampu bergerak, Davis sedang mencoba mengerjai Naira dengan perlakuan nya itu terhadap Naira yang dia anggap gadis yang sangat polos. Davis semakin menindih tubuh Naira, Davis mencoba membuka setiap kancing pakaian Naira. Air mata Naira menetes, "Kak Davis, jangan sekarang. Naira mohon!! " Ucap Naira lirih terdengar di telinga Davis. "Aku hanya ingin menikmati apapun yang diberikan Papa dan Mama untuk ku, bukankah jika kita diberikan sesuatu oleh orang tua kita, kita tidak boleh menolak lalu harus bisa mensyukurinya!! " Ucap Davis. "Tapi.. Semua... " Davis tak membiarkan Naira berbicara, Ia terus menerus memaikan tubuh Naira yang kini terlihat mengelinyang hebat karena kegelian. "Sudahlah Nikmati saja!! Lagipula ini akan membuat mu ketagihan" Cerocos Davis, Namun Naira tetap saja seakan tak ingin melakukan hal itu. Tangan nakal Davis, kini mulai memainkan tumpukan gunung milik istrinya. Karena meskipun Naira berbadan mungil, Naira sendiri memiliki tubuh yang sangat bagus, b****g serta payudaranya sangat membuat Davis b*******h. Davis memainkan tubuh Naira dengan tatapan penuh nafsunya, Lalu setelah puas bermain dengan tubuh milik istrinya itu, Davis beranjak dan tertawa keras cukup. "Gimana enak gak? " Tanya Davis, "Lebih enak kalau kita mainnya serius, lagian kamu nya malah nangis, belum juga gw masukin si Tor." Keluh Davis di iringi senyuman Nakalnya, Naira menunduk malu, Ia tak mampu menatap wajah suaminya sendiri. Davis beranjak dari tempat tidur, "Pakai lagi nih pakaian nya! " Ucap Davis ketus, Ia melemparkan kemeja Pajamas yang di pakai Naira sebelumnya, pajamas itu mendarat tepat diatas wajah Naira Dan Davis segera masuk kedalam kamar mandi. Naira masih dalam keadaan Virgin, yang dilakukan oleh Davis hanya sebagai pemanasan saja. Naira menekukan lututnya hingga tertekuk dengan d**a miliknya, Ia menangisi nasib sialnya. "Ini baru Awal, dan tidak akan mungkin berakhir"... Gumam Naira Lirih..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD