“Jemputannya telat?” tanya Raja pada Elin setelah mereka sampai di depan pintu keluar bandara. Setelah saling diam canggung di sela langkah kaki mereka, Raja memberanikan diri membangun percakapan untuk menghilangkan kecanggungan yang terjadi. Bagaimana tidak canggung jika saat di pesawat tadi, keduanya akhirnya tersadar atas apa yang mereka lakukan. Jemari mereka saling bertaut layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Elin dan Raja segera menjauhkan tangan masing-masing setelah tersadar, dan Elin langsung menutup mata pura-pura ingin tidur, yang berakhir ia benar-benar tertidur. “Sepertinya begitu—" “Lin!” Ucapan Elin terhenti saat mendengar teriakan seorang pria. Raja dan Elin menoleh ke depan, tempat di mana sumber suara tadi. Mata Raja langsung mengawasi dengan saksama seora

