29.Cinta atau Nafsu?

1515 Words

Di ruang kerja luasnya, Ferdy duduk tegak di balik meja kayu besar. Pagi-pagi pagi, tapi wajahnya tegang, matanya tajam menatap layar ponsel. Ia menekan nomor adiknya, Erwin. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum suara riang di seberang menjawab. “Halo, Mas! Tumben banget telepon malam-malam. Gimana kabar di Jakarta? Karina nggak buat masalah, kan?” suara Erwin terdengar santai. Ferdy mendengus keras. “Buruk. Anakmu itu buat masalah besar, Win.” Erwin tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. “Masalah apa, Mas? Aku yakin ini cuma salah paham. Karina memang keras kepala, tapi dia nggak mungkin—” “Tidak, ini bukan salah paham,” potong Ferdy dingin. “Mereka sudah mengakui semuanya.” Erwin mengernyit. “Mereka? Siapa ‘mereka’ maksud Mas? Karina pacaran? Dia hamil, gitu?” suaranya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD