28.Meyakinkan ⚠️🔞

1346 Words

Karina keluar unit apartemen dengan langkah tergesa. Matanya masih merah sisa tangis, tas ransel tersampir di bahunya. Ia menekan tombol lift dengan gemetar. “Aku harus cepat pergi dari sini…” gumamnya lirih. Pintu lift terbuka, Karina masuk. Ia menunduk, menggenggam erat ponselnya, lalu memesan taksi Blue Bird. “Ke kampus, Pak,” ucapnya singkat begitu sopir menjawab panggilan. Lift turun ke lobi. Karina menghela napas panjang. “Akhirnya aku bisa keluar…untuk menenangkan diri...” --- Sementara itu, Sean baru keluar dari dapur karena mendengar pintu masuk berbunyi orang keluar sambil mengeringkan tangan dengan serbet. “Mama, Karina kemana?” tanyanya heran, melihat pintu unit terbuka. Astrid berdiri di ambang pintu kamar, wajahnya masih penuh emosi. “Dia keluar. Dan Mama minta satu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD