"Kal, sini, deh." Baru selesai cuci piring habis makan malam, Mas Langit memanggil dan duduk di sofa ruang tengah. "Ini buku menu, Mas biasanya makan itu." Oke, Kalia terima. "Oh, ya, Mas mau cerita ... tapi bab tiga kamu udah selesai belum?" "Dikit lagi, kok. Mas cerita aja." Kalia memangku buku menunya. Akan dia lihat-lihat isinya nanti. Jangan dipikir sejenis buku menu pada restoran, ini lebih ke seperti buku catatan menu makanan, pun ada resep dan cara pembuatan. Itu kata Mas Langit sebelumnya. Lelaki itu mengacak rambut Kalia, gemas. "Disegerakan, ya?" Kalia berdecak. "Iya ... maunya juga gitu, Mas." "Biar besok sore bisa ikut Mas main ke rumah mama." Eh? "Kita belum pernah ke sana, ya, Mas? Perasaan dulu pernah ada rencana." "Iya. Kelupaan ...." Kalia pun meringis. "Maaf.