"Nggak jadi?" Bahkan ini sudah lewati isya saja lagi, dan Langit melihat Kalia tidur memunggungi. Uh, ngambek kayaknya. "Kal?" "Ngantuk, Mas." Bohong banget! "Nggak mau lanjutin yang tadi?" "Nggak ... Mas sendiri aja sana, aku mau tidur." Lha, mana bisa! Langit goyang-goyangkan bahu Kalia, lembut. Akibatnya, Kalia mengerang, tampak kesal, perempuan itu berdecak. "Aku ngantuk, Mas!" Kini Kalia ganti jadi telentang, menatap masnya. Dia tarik selimut dan lalu bilang, "Geseran!" Langit kontan bergeser satu dudukan. "Beneran mau tidur?" "Iyalah, Mas kira aku bercanda, apa?" Mencebik pelan, Kalia balik memunggungi. "Marah, ya, kamu?" Tak ada sahutan. "Apa udah nggak nafsu?" "Dibilangin ngantuk, juga!" Kalia mendengkus, memberengut. Walau jujur, apa yang Mas Langit sebut tadi benar