Bab 50. Romantisnya Julio

2003 Words

Happy Reading Senja Jakarta mulai turun perlahan, mengganti jingga sore dengan semburat lampu kota yang berkelap-kelip di kejauhan. Dari jendela kamar, Kania bisa melihat siluet gedung-gedung tinggi yang memantulkan cahaya keemasan, menandai betapa sibuknya ibu kota meski malam hampir datang. Di dalam kamar, Kania tengah bersiap. Ia mengenakan tunik berwarna abu lembut dengan detail renda di bagian pergelangan tangan. Jilbabnya senada—menutup rapi dengan peniti mutiara kecil di bawah dagu. Riasan wajahnya sederhana, namun cukup membuat rona lembut di pipinya terlihat hangat. “Hmm… kayaknya udah pas,” gumamnya pelan sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Perutnya yang mulai membulat diusap perlahan. “Baby, malam ini kita makan malam sama Daddy, ya. Mama pengen kamu juga senang.” P

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD