Eps. 88 Malam Pertama

1225 Words

Sekar masih menatap tak percaya pada Dylan. Dia sampai tak yakin apa penglihatannya benar kali ini? Sekar sampai mengucek sepasang netralnya untuk melihat yang ada di hadapan itu kenyataan atau sebuah mimpi manis? "Ini bukan sekadar mimpi manis, Nek. Tapi ini kenyataani. Aku bisa berjalan sekarang meski belum sempurna. Dan ini semua berkatmu, Nek. Terima kasih sudah banyak sekali membantuku." Dylan sejenak memegang tangan Kana untuk menopang dirinya. Karena saat itu ia mau jatuh rasanya. Lalu ia memegang tangan Sekar, mencium punggung tangannya sekaligus memeluk wanita tua itu. "Dylan ... sejak kapan, sejak kapan kamu bisa berjalan?" "Baru saja, Nek. Belum lama ini, belum ada sebulan." Bukan Dylan yang menjelaskan, tapi Kana. Sekar memeluk Dylan. Sungguh, ia ikut senang melihat ini.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD