"Pergi kamu dari sini!"
Teriakan Magdalena menghantam seolah bagai belati yang menusuk hati Helena, rasanya lebih sakit dari pada tamparan yang diberikan oleh Saras tadi.
"Ma, aku mohon jangan usir aku dari sini. Aku melakukan ini semua juga karena Mama," pintanya dengan mata berlinang air mata.
Namun, ibu mertuanya itu tak kunjung menemukan belas kasihan, justru balik menyerang. "Kenapa kamu malah menyalahkan saya? Kamu yang melakukan kebohongan dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan saya!"
Helena tak mau kalah, dia melawan. "Ini semua karena Mama! Mama yang menuntut aku untuk segera hamil. Kalau tidak, aku harus berpisah dengan Mas Langit. Aku tidak punya pilihan lain, Ma. Kenapa harus aku yang dipisahkan dari Mas Langit? Kenapa Jingga tidak sama seperti aku? Bukankah dia j
