Sexiest man 4

1121 Words
Sarah melihat tampilan dirinya di cermin. Hari ini ia memakai blouse putih yang dipadukan dengan celana kain warna coklat. Serta rambut panjangnya ia kuncir kuda dan tak lupa ia membubuhkan make up di wajahnya senatural mungkin. "Not bad," kata Sarah melihat kembali tampilan dirinya di depan cermin. Sarah benar-benar tegang  kali ini karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan ibu dari bosnya sekaligus ibu orang yang akan di jodohkan olehnya. Akhirnya setelah pemikiran yang panjang Sarah pun bersedia untuk bertemu dengan ibu mertua Vina sahabatnya. Ia ingin mencoba memulai hubungan baru dengan kaki setelah beberapa tahun ia merasakan sakit hati gara-gara seorang Adrian. Mungkin dengan perjodohan ini Sarah berharap bisa cocok dan menemukan kebahagiaannya. 1 hari sebelumnya..... "Vin, aku setuju sama perjodohan itu." Sarah menghela nafas setelah mengatakan hal itu. "Sar, kamu serius? Aku kan pernah bilang sama kamu kalau aku gak memaksa kamu kok. Karena ini hidup kamu Sar. Sebagai seorang sahabat aku cuma mau kamu bahagia." "Aku mau mencoba mengenal pak Daniel dulu. Kalau seandainya aku merasa gak nyaman jadi kita bisa membatalkan perjodohan ini kan?" "Ok. Kalau ini mau kamu aku akan selalu mendukung semua keputusan kamu. Karena sebagai sahabat aku akan selalu ada di samping kamu kalau kamu butuh apapun," kata Vina memberi semangat Sarah. "Makasih Vin. Oya tadi kamu bilang ibu mertua kamu mau ketemu sama aku kan? Kalau gitu aku mau ketemu ibu mertua kamu dulu sebelum bertemu pak Daniel. Aku cuma ingin tahu apa benar ibu mertua kamu suka sama aku." Walaupun Vina sudah mengatakan kalau sang mama mertua tapi tetap saja ia ingin melihat secara langsung. "Aku tanya mama dulu ya. Kapan waktu beliau bisa ketemuan sama kamu. Dan aku yakin mama pasti senang karena kamu mau menerima perjodohan ini," kata Vina girang di seberang telepon. "Iya. Nanti kamu kabarin aja. Biar aku bisa sampai disana," kata Sarah mengerti. "Ok Sarah sayang. See you." Sambungan telepon pun selesai. Sarah berharap keputusannya kali ini tidak salah. @ restoran Sarah baru sampai di restoran dimana ia akan bertemu dengan Vina dan mama mertuanya. Mereka akan bertemu pas jam makan siang. Kebetulan hari ini Sarah sengaja izin cuti untuk pertemuan hari ini. Sarah memang sengaja datang lebih awal. Karena sudah menjadi kebiasaannya ketika ia ada janji bertemu dengan seseorang maka ia akan datang lebih awal. "Mau pesan apa mbak?" tanya pelayan restoran itu. "Bisa saya pesan nanti saja mbak. Saya lagi nunggu orang soalnya," jawab Sarah berbicara dengan sopan. "Baik. Kalau sudah mau pesan bisa panggil saya," kata sang pelayan restoran itu. Sarah menganggukkan kepalanya tanda setuju. Ia juga sudah memberi kabar kepada Vina jika ia sudah sampai disini. Sambil menunggu kedatangan Vina dan mama mertuanya, Sarah menyibukkan diri dengan telepon selularnya. Hingga tanpa ia sadari ternyata Vina dan ibu mertuanya sudah berada di depannya. "Sarah," panggil Vina ketika sudah sampai di depannya. Sarah yang merasa dipanggil langsung mencari keberadaan Vina. Dan ketika menemukan Vina, ia kaget ketika melihat seorang wanita yang ada disamping Vina. "Ibu Melisa." Sarah langsung memanggil wanita yang ternyata mama mertua Vina. "Sarah," jawab wanita yang bernama Melisa itu. Sarah pun berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ibu Melisa. Ia pun segera mencium tangan Bu Melisa dan tidak lupa ia juga memeluk wanita yang bernama Melisa itu. "Mama udah kenal sama Sarah?" tanya Vina bingung. "Kalau Sarah yang ini mama udah kenal lama banget. Kamu tahu kan kalau seminggu sekali mama selalu pergi ke panti asuhan dan mengadakan acara bakti sosial disana. Dan Sarah ini yang selalu bantu acara bakti sosial di panti asuhan itu," kata sang Mama mertua menjelaskan. "Ya ampun aku ga nyangka kalau mama udah kenal sama Sarah. Wah jangan-jangan ini memang sudah pertanda kalau Sarah dan Daniel berjodoh. Nyatanya mama dan Sarah udah saling kenal." Vina tersenyum senang ketika mengetahui pertanda baik ini. "Udah-udah ngobrolnya kita lanjutin nanti. Sekarang kita duduk dulu dan pesan makan siang. Mama udah lapar," kata ibu Melisa memecahkan ketegangan. Mereka pun segera duduk di kursi dan memesan makan siang mereka masing-masing. Dan selama makan siang itu mereka banyak sekali mengobrol. Terutama Melisa dengan Sarah yang terlihat sangat akrab. Dan Vina bisa melihat bagaimana sang mama mertua begitu sayang pada Sarah. Dan sepertinya keputusan Vina untuk mengenalkan Sarah pada mama mertuanya tidak salah. "Jadi gimana Sarah kamu mau menerima perjodohan ini. Kalau ibu sih maunya kamu menerima perjodohan ini karena ibu yakin kamu adalah wanita yang cocok untuk anak ibu. Tapi ibu gak akan memaksa semua keputusan di tangan kamu. Ibu akan selalu menghargai semua keputusan yang akan kamu ambil," kata Melisa tersenyum. "Sebelumnya Sarah mengucapkan terima kasih karena ibu sudah mau menerima Sarah. Sarah sangat bersyukur di pertemukan dengan ibu lagi. Kalau boleh Sarah ingin mengenal putra ibu dan beri waktu untuk mengenal satu sama lain. Jika dalam perjalanannya ternyata kita tidak cocok maka perjodohan ini tidak akan berlanjut." Sarah mengutarakan keputasannya di hadapan Melisa dan Vina. "Gak papa sayang. Ibu tahu sebelum kamu memutuskan untuk menikah kamu harus mengenal dahulu siapa laki-laki yang akan kamu nikahi. Jadi ibu akan bersabar dan menunggu apapun keputusan kamu. Jika ibu boleh berdoa ibu ingin kamu jadi menanti ibu. Karena ibu sudah menganggap kamu seperti putri ibu sendiri," kata ibu Melisa penuh tatapan sayang. Sarah terharu dengan perlakuan yang diberikan Ibu Melisa kepadanya. Ia bisa melihat bagaimana ibu Melisa begitu sayang padanya. Jadi sekarang tinggal Sarah dan Daniel saja yang menentukan semuanya. "Iya Bu." Saat ini hanya ini yang bisa Sarah janjikan kepada bu Melisa. Dan sepanjang siang hingga sore hari mereka habiskan dengan mengobrol tentang banyak hal. Hingga tidak terasa sore pun tiba. Akhirnya Vina dan Ibu Melisa memutuskan untuk pulang. Begitu juga dengan Sarah yang memutuskan untuk ikut pulang. Karena hari ini adalah hari yang panjang buat Sarah. Sementara itu Daniel baru saja pulang kerja. Dan sekarang ia sudah ada di apartemennya. Sudah 3 tahun terakhir Daniel memilih untuk tinggal di apartemen daripada tinggal di rumah. Selain karena ia ingin tinggal sendiri tapi ia juga ingin menghindari sang mama. Karena sang mama selalu menanyakan pertanyaan yang sama yaitu kapan ia menikah. Padahal Daniel sering kali berkata pada mamanya jika ia ingin fokus pada pekerjaannya. Dan puncaknya sang mama ingin menjodohkan dirinya dengan sahabat kakak iparnya. Dan itu membuat Daniel merasa frustasi. Sedang asyik menikmati winenya dering telepon seluler miliknya berbunyi. Dan ketika ia melihat siapa nama yang ada disana, Daniel langsung mengangkatnya "Ada info apa?" tanya Daniel to the point. "Saya sudah mengirim data tentang wanita yang dijodohkan oleh ibu anda," jawab seseorang di ujung telepon. "Ok. Saya akan memeriksanya. Dan kamu terus pantau wanita itu. Jika ada perkembangan kamu langsung hubungi saya," perintah Daniel. "Baik Tuan." Orang suruhan Daniel menjawab dengan pasti dengan segala hal perintah yang bosnya berikan padanya. Daniel pun segera membuka email-nya untuk melihat siapa gadis yang dijodohkan untuk dirinya. Ketika ia melihat foto wanita itu, Daniel kaget karena ia mengenali siapa wanita itu. "Oooo. Jadi si cewek keras kepala ini yang mama jodohkan buat aku. Hmm... Menarik sekali," kata Daniel dengan senyum yang sulit diartikan. Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD