Sexiest Man 5

1178 Words
Pagi ini cuaca sangat cerah setelah beberapa hari hujan terus mengguyur. Dan tampak di sebuah kos ada seorang gadis sedang bersiap untuk berangkat kerja. Jam masih menunjukkan pukul 07.00 tapi gadis itu sudah bersiap untuk berangkat. Jarak antara kos dan tempat kerjanya tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan 15 menit untuk sampai di kantor. Ketika ia sudah bersiap berangkat di depan kosnya sudah ada Pak Asep ojek langganannya yang setiap hari mengantarnya ke kantor. "Pagi Pak Asep," sapa Sarah ceria. "Pagi Mbak Sarah. Kita berangkat sekarang?" tanya Pak Asep. "Ayo pak kita berangkat sekarang. Tapi nanti mampir ke supermarket bentar ya saya mau beli roti dulu." Sarah langsung naik ke motor pak Asep. "Siap mbak Sarah." Motor Pak Asep pun sudah melaju di jalanan ibukota yang mulai padat. Tak terasa sudah hampir 3 tahun Sarah merantau ke ibukota untuk mencari uang dan meninggalkan keluarganya di kampung. Dulu Sarah ingat betul bagaimana perjuangannya untuk sampai di titik ini. Dengan berbekal otaknya yang cerdas ia bisa mencapai semua ini. Tentu saja dukungan dari ayah dan ibunya sangat berperan penting. Walaupun mereka tak memiliki uang yang cukup untuk biaya hidup tapi kedua orang tuanya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk dirinya dan adiknya. Bahkan ketika ia diterima kerja dan harus pindah mereka selalu mendukung apapun keputusan yang Sarah ambil. Dan itu menjadi motivasi bagi Sarah untuk segera membuat kedua orang tuanya bahagia dan hidup dengan layak. Dan syukurlah dengan gaji yang ia dapat saat ini ia bisa sedikit membantu biaya kehidupan keluarganya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 dan Sarah baru sampai di kantor. Memang masih ada setengah jam lagi sebelum kantor mulai di buka tapi memang sudah menjadi kebiasaan Sarah untuk datang lebih awal. Apalagi ia memang ada sedikit pekerjaan yang harus dikerjakan. Sarah menatap gedung tempatnya bekerja 3 tahun terakhir. Perusahaan yang sangat bonafit ini memang menjadi salah satu perusahaan yang banyak diminati oleh pelamar pekerjaan. Dan beruntungnya Sarah menjadi salah satu karyawan di perusahaan ini. Sarah bekerja di bagian finance. Walaupun ia hanya staff biasa tapi gaji yang diterima lebih dari cukup. Sarah sudah fokus dengan beberapa laporan yang sedang ia periksa. Sesekali ia memakan roti dan segelas s**u untuk sarapan pagi ini. Ketika sedang fokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba dering HP membuyarkan konsentrasinya. Sarah mengambil hpnya dan nama Vina tertera disana. "Ya Vin." Sarah langsung menjawab telepon dari sang sahabat. "Kamu udah di kantor?" "Iya aku udah sampai kantor. Ada apa?" Sambil memakan rotinya Sarah menjawab telepon dari Vina. "Oooo gitu ya. Jadi gini mama minta ketemuan lagi sama kamu. Tapi kali ini beliau juga ingin membawa Daniel buat ketemu sama kamu," Kata Vina di seberang telepon. Sarah yang sedang fokus dengan pekerjaannya langsung berhenti ketika mendengar apa yang sahabatnya katakan. "Maksud kamu aku mau diketemuin sama Pak Daniel?" tanya Sarah tidak mengerti. "Iya Sar. Mama mau kalian cepat ketemu jika perlu secepatnya langsung menikah. Kamu tahu setelah kita ketemu beberapa hari yang lalu mama terus ngomongin tentang kamu. Kayaknya mama udah jatuh cinta sama kamu deh. Bahkan mama ingin cepat-cepat jadiin kamu menantinya loh," kata Vina dengan penuh antusias. "Apa harus secepat ini? Maksud aku gimana kalau pak Daniel menolak perjodohan ini. Aku cuma gak mau ada keterpaksaan sama perjodohan ini." Walaupun Sarah mau menerima perjodohan ini tapi tetap saja ia tidak ingin pak Daniel orang yang dijodohkan padanya menerimanya dengan unsur terpaksa. "Kalau kamu belum pernah mencoba mana kita bisa tahu. Jadi gini kamu coba dulu ketemu sama Daniel. Dan setelah ketemu sama Daniel kamu bisa putuskan sendiri gimana langkah selanjutnya. Gimana menurut kamu?" tanya Vina memberi ide. "Hahhh..." Sarah menghela napasnya. Ia benar-benar bingung harus bagaimana. Ia cuma tak ingin kedekatannya dengan bosnya akan berdampak pada semuanya. Ia juga tak ingin dicap sebagai wanita yang ingin harta saja. Karena bagaimana tidak Sarah berpikiran seperti itu. Bayangkan saja bagaimana megah dan suksesnya keluarga Willson sekarang. Apalagi ketika mereka tahu asal usul Sarah bisa-bisa orang-orang akan menganggap Sarah cewek matre. Tapi apa yang dikatakan Vina ada benarnya juga. Kalau gak dicoba kita gak tahu hasilnya. "Ok aku mau. Kabarin aja kapan waktunya nanti aku datang," kata Sarah setuju. "Ok deh. Nanti aku kabarin kamu lagi. Kalau gitu aku tutup telepon teleponnya dulu bang Danny dari tadi udah manggil-manggil terus." "Ok. Salam buat bang Danny dan Isabel." Sarah tak lupa untuk memberi salam pada suami dan anak dari Vina. Sambungan telepon pun usai.  Sarah hanya bisa tersenyum karena ia bisa mendengar Danny suami Vina terus memanggilnya. Terkadang Sarah heran dengan sahabatnya itu. Ternyata perjuangannya untuk mendapatkan Danny tak sia-sia. Sarah ingat betul bagaimana Vinaa berusaha mati-matian agar Danny bisa membalas cintanya. Hingga sekarang mereka menikah dan sudah memiliki satu anak. Bahkan Sarah sering melihat bagaimana Danny berubah banyak ketika bersama Vina. Danny yang dulunya sangat cuek sekarang berubah perhatian ketika bersama Vina. Bahkan Danny tak malu mempertontonkan kemesraan diantara mereka berdua di depan publik. Yang terkadang membuat orang-orang iri di buatnya. Dan Sarah juga berharap bisa merasakan bagaimana rasanya dicintai begitu dalam oleh seorang laki-laki. Sarah kembali melanjutkan pekerjaannya karena memang ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan. "Iya ma. Tapi hari ini Daniel sibuk banget ma. Lain kali aja ya ma," kata Daniel sedang membujuk sang mama. "Daniel Willson pokoknya mama mau malam ini kamu harus pulang ke rumah karena ada hal penting yang harus dibicarakan," perintah sang mama. Daniel tidak bisa berkutik lagi jika sang mama sudah memerintah seperti ini. Di rumah mereka sang mama adalah ratunya. Jadi tak ada yang berani membantahnya termasuk juga sang papa. Bagi sang papa ketika di rumah sang mama adalah bosnya. "Ok nanti Daniel pulang ke rumah. Daniel tutup dulu teleponnya ma. Daniel mau meeting." Daniel pun  sudah mematikan telepon dengan sang mama. "Hahhhh" Daniel memijat kepalanya karena merasakan kepalanya pusing. Apalagi ditambah dengan keinginan sang mama yang selalu membuat Daniel tak berkutik. Sebenarnya masalah penting apa yang mau mamanya bicarakan? @ Willson House Daniel baru saja sampai di rumahnya. Setelah menyelesaikan meeting terakhirnya ia bergegas datang kesini. Apalagi sejak tadi sang mama terus saja menerornya untuk segera datang kesini. Jadi dengan sangat terpaksa Daniel datang ke rumahnya. "Selamat malam tuan muda," sapa Bik Anis. "Malam bik. Mama dimana Bik?" "Nyonya ada di dapur tuan muda. Dan di dalam ada gadis yang cantik. Kata nyonya itu calon istri tuan muda," kata Bik Anis menjelaskan. "Calon istri?" gumam Daniel bingung. "Iya tuan muda kalau gak salah namanya non Sarah. Bibik suka deh sama non Sarah. Selain cantik di juga pandai masak deh. Tuan muda memilih calon istrinya bagus banget," puji Bik Anis. Daniel semakin bingung siapa calon istri yang dimaksud Bik Anis. Apa jangan-jangan yang di maksud Bik Anis adalah cewek keras kepala itu. "Ya udah Bik Daniel masuk dulu." Daniel berpamitan dengan Bik Anis dan bergegas masuk ke dalam rumah. Daniel pun segera masuk ke rumah dan ketika masuk indera penciuamannya di manjakan dengan harum makanan yang lezat. Ia pun berjalan di dapur dan ketika di dapur ia melihat gadis yang entah kenapa bisa membuat Daniel mempesona. Dengan pakaian kerja yang masih menempel di badannya serta celemek yang terpasang pada di tubuhnya membuat ada getaran aneh dalam diri Daniel. Ia terpesona padi gadis itu. "Daniel kamu udah datang," kata sang Mama ketika melihat putranya datang. Dan ketika sang mama memanggilnya tanpa sebagai mata mereka bertemu. Dan terlihat wajah gadis itu kaget ketika melihatnya. "Kamu," kata gadis itu kaget. Happy reading
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD