Kesakitan

1244 Words
"Mas, kamu tampar aku dengan tanganmu? Kamu benar-benar tampar wajahku karena perempuan itu?" ucap Maura yang tak menyangka dengan bibir gemetar, sambil menutupi sebelah wajahnya menggunakan tangan yang sudah berkeringat dingin. Tidak hanya itu, tubuhnya kini terasa lemah seperti tak bertulang karena begitu syok atas apa yang baru saja ia alami, dan untuk pertama kalinya Ferdy melakukan kekerasan padanya. Seketika Ferdy tersadar dan segera mengepalkan tangannya yang baru saja menampar Maura. Dalam hitungan detik Ferdy menyesali tindakannya karena tersulut emosi atas semua tuduhan yang Maura layangkan padanya. "Maura, maaf … aku benar-benar nggak sengaja." "Kamu keterlaluan, Mas! Mana mungkin kamu nggak sengaja? Kamu pasti melakukan itu karena kamu marah aku bilang Nanda w************n, kan? Tapi memang itu kenyataannya, Mas! Dia murahan karena berhubungan dengan suami milik wanita lain! Apa lagi namanya kalau bukan murahan?!" Maura tak ingin berhenti begitu saja walau kini pipi kirinya terasa panas dan perih. Ia harus mendengar pengakuan dari mulut Ferdy sampai pria itu benar-benar jujur dan mengatakan kebenarannya. "Maura, aku mohon cukup! Tolong jangan paksa aku untuk mengakui kesalahan yang nggak aku perbuat. Aku dan Nanda nggak menjalin hubungan apa pun, lagi pula aku dekat sama dia karena dia figuran baru yang memang wajahnya cantik. Semua unit, sutradara, astrada, bahkan sampai pimpro suka sama mukanya yang memang jarang banget ada wanita secantik dia mau memulai karirnya jadi figuran, aku deketin dia supaya dia nggak sama agency lain, nggak lebih! Justru dengan aku memiliki figuran yang good looking, semua unit akan calling aku untuk masukin figuran dan pemain harian di judul-judul sinetron yang lagi jalan. Aku kerja keras buat kamu, Ra, supaya kehidupan kita lebih baik, begitu juga dengan masa depan anak kita. Aku nggak mau kalau anak kita nanti ngerasain hidup susah kayak aku waktu dulu. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian." "Aku tau kok Nanda itu memang cantik, tapi kan figuran kamu yang cantik nggak cuma dia doang, ada Desy, Dian, Rindu, Mentari, Anggia, dan masih banyak lagi, mereka cantik-cantik dan mereka cuma mau di calling sama agency kamu karena bayarannya lebih tinggi dibanding agency lain, tapi kamu nggak ada tuh dekatin mereka seperti kamu dekatin Nanda. Cukup deh Mas, cukup bohongin aku yang bodoh ini karena terlalu percaya sama kamu! Nggak perlu kamu ngelak dan cari-cari alasan lagi untuk buat aku semakin terlihat bodoh!" ucap Maura yang masih menangis hingga tersedu-sedu. Ferdy mulai kehabisan cara untuk menghadapi Maura yang semakin sulit mempercayai kata-katanya. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk membuat wanita itu percaya dan menyudahi masalah malam ini cukup sampai di sini. Ferdy hanya tidak ingin jika masalah soal Nanda yang dituduh sebagai selingkuhannya malah akan berujung panjang dan sampai ke telinga mertuanya. "Jawab aku, Mas, sejauh apa hubunganmu sama Nanda? Apakah kalian sudah tidur bersama?" tanya Maura sekali lagi yang menuntut suaminya agar berkata jujur. Hatinya semakin bergetar hebat saat harus melontarkan pertanyaan yang menyakitkan itu. "Maura—" "Mas, kamu hanya perlu jawab pertanyaanku!" ucap Maura memotong perkataan Ferdy yang hendak berkilah untuk kesekian kalinya. "Harus berapa kali aku jelasin sama kamu, Ra, kalau aku nggak menjalin hubungan sama Nanda, apalagi sampai tidur bareng!" jawab Ferdy yang kembali berteriak saat menjelaskan pada Maura agar wanita itu mengerti dan berhenti. "Mas, tadinya aku juga nggak percaya pas dengar kabar ini, tapi sebelum aku dengar kabar kamu punya hubungan sama Nanda, aku mimpiin kamu sama perempuan itu, Mas. Aku benar-benar lihat mukanya dan bahkan sampai sekarang aku masih ingat jelas seperti apa penampilannya, gaya rambutnya, dan model make up-nya. Terus nggak lama kemudian aku dapat foto ini. Syok dong aku, Mas. Padahal aku belum pernah ketemu sama perempuan ini tapi Allah kasih aku mimpi, mungkin Allah mau menunjukkan yang sebenarnya terjadi dengan pernikahan kita. Aku minta kamu jujur biar kamu berhenti bohongin aku, kalau kamu memang menjalin hubungan sama dia, tolong hentikan hubungan kalian detik ini juga. Kamu harus ingat aku dong, Mas, kamu sudah punya istri dan aku sekarang lagi hamil anak kamu. Kalau kamu memang nggak mau dan merasa berat banget buat mengakhiri hubungan kamu sama perempuan itu, ceraikan aku, Mas!" Ferdy terlihat memijat pelipisnya karena tidak tahu harus menjawab apa atas semua yang wanita itu tuduhkan padanya. Ferdy benar-benar pusing dan seakan ingin menyerah saja karena sepertinya Maura sudah termakan perkataan orang di luar sana daripada mempercayai perkataan suaminya sendiri. "Mas, mungkin sekarang kamu bisa bohongin aku karena aku nggak punya banyak bukti tentang perselingkuhan kalian. Tapi kamu tunggu aja, Mas, kalau kamu memang bohong maka kebenaran cepat atau lambat pasti akan terungkap!" ucap Maura dengan penuh penekanan sembari mengarahkan jari telunjuknya tepat di hadapan wajah Ferdy yang hanya diam tanpa dapat berkata-kata. Bukannya menyesal, Ferdy kini malah mencengkram lengan Maura dengan erat tanpa ada kelembutan sedikitpun. "Kamu dengar ya Maura, aku pastikan kamu nggak akan menemukan bukti apa pun karena aku tidak seperti yang kamu tuduhkan. Sekarang kamu paham kan kenapa aku malas pulang ke rumah, karena aku capek kalau harus ribut seperti ini sama kamu. Mungkin kamu nggak bisa rasain capeknya jadi aku yang shooting dari pagi sampai tengah malam, setiap hari loh, Ra, tanpa pernah ngerasain libur, eh sekarang pulang-pulang malah disambut dengan tuduhan kamu yang benar-benar bikin aku sakit hati!" "Kamu pikir aku gila menuduh kamu tanpa alasan? Alasan aku jelas, Mas, aku punya bukti foto kedekatan kamu sama Nanda, aku tau kamu datang dan pulang selalu bareng dia, bahkan kalian selalu menghilang saat break makan siang, sekarang aku tinggal nunggu bukti yang lain aja. Kamu malas pulang bukan karena aku, Mas, memangnya selama ini aku pernah menyambut kepulangan kamu sambil marah-marah? Mungkin kamu lupa ya kalau selama ini aku selalu menyambut kepulangan kamu dengan hati yang bahagia karena aku nggak tau apa aja yang suamiku lakuin di luar sana dengan perempuan lain! Kamu malas pulang sejak kamu punya perempuan lain, itu alasan yang sebenarnya, kan!" ungkap Maura yang tidak ingin disalahkan hanya untuk menutupi kebohongan suaminya. "Terserah kamu ya, Ra! Terserah kamu mau mikir apa tentang aku. Percuma aku jelasin sampai mulutku berbusa karena kamu nggak akan pernah percaya sama aku! Lama-lama aku capek menghadapi sikap kamu yang suka nuduh-nuduh aku seenaknya!" Ferdy yang kesal karena terus menerus disudutkan memilih pergi dari hadapan sang istri menuju kamar belakang untuk mengurung diri di sana, karena ia merasa tidak sanggup berhadapan dengan Maura jika masalah itu yang kembali dibahas. Sementara Maura meluapkan rasa kesal dan sakit hatinya di ruang tamu tanpa beranjak ke mana pun. Ia menangis dan sesekali berteriak untuk meredakan rasa sesak di d**a. Maura sangat yakin jika suaminya memang menutupi sesuatu di belakangnya karena jika Ferdy tidak bersalah dan tidak seperti yang dituduhkannya, pria itu tidak akan naik pitam dan malah menamparnya hingga meninggalkan bekas merah di pipi Maura. Merasakan perubahan sikap Ferdy akhir-akhir ini membuat Maura berniat untuk mencari bukti apakah suaminya benar-benar menjalin hubungan terlarang dengan Nanda atau tidak? "Mas, kalau aku sampai menemukan bukti dengan mata kepalaku sendiri kamu selingkuh sama Nanda, aku benar-benar nggak ikhlas dunia akhirat. Aku pasti akan menghancurkan hubungan kamu sama perempuan itu!" gumam Maura dengan berlinangan air mata yang semakin deras mengalir membasahi wajahnya. Saat Maura semakin larut dalam kesedihan dan segala pemikirannya, tiba-tiba saja perutnya terasa kram. Maura berusaha tenang, namun perutnya mulai merasakan mulas 10 menit sekali. Rasanya malam itu Maura benar-benar kesakitan dan saat dirinya tidak mampu untuk menahan rasa sakit itu, Maura pun berteriak memanggil-manggil suaminya. "Mas … Mas … Aduh, perutku sakit, Mas!" teriak Maura dengan dahi yang sudah dipenuhi keringat dingin. Bahkan wajah Maura mulai terlihat pucat, tidak seperti sebelumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD