Satu Minggu berlalu, Maura dan Raka yang sudah pulang ke rumah dua hari yang lalu kini tengah berada di kamar. Saat ini Maura sedang menemani bayinya yang baru tertidur setelah menghabiskan sebotol s**u. Rasanya Maura begitu bahagia bisa menghabiskan hari-hari bersama sang buah hati dan menjalani peran sebagai seorang ibu.
Setelah memastikan Raka tidur dengan nyenyak, Maura pun beranjak bangkit dari atas ranjang dan melangkah keluar untuk mencari suaminya yang ternyata tengah bermain PS di ruang tamu bersama teman-temannya yang tadi datang ke rumah untuk melihat Raka dengan membawa kado.
"Mas, kamu dan teman-temanmu mau dibuatin kopi nggak? Atau mungkin mau dibuatin jus?" tanya Maura menawarkan.
"Oh iya sayang, aku boleh deh buatin jus alpukat. Zan, Dam, Rik, kalian mau dibikinin apa?" tanya Ferdy pada teman-temannya dan sengaja menghentikan sejenak permainan PS mereka.
"Samain deh," jawab Fauzan.
"Gue kopi cappucino aja," sahut Adam.
"Jus mangga ada nggak, Ra?" tanya Riki.
"Mangga ada kok, alpukat, stroberi, sirsak, duren juga di kulkas ada."
"Lengkap banget ya. Ok deh, kalau gitu aku mau jus mangga aja ya. Sebelumnya maaf jadi ngerepotin nih," ucap Riki dengan sopan.
"Sama sekali nggak ngerepotin kok, aku malah senang karena kalian mau datang dan tengokin Raka, sekalian temenin Mas Ferdy main PS buat hiburan karena beberapa malam ini dia sering begadang temani aku jagain Raka."
"Itu kan memang tugas seorang ayah, apalagi baru jadi ayah pasti agak kaget sih buat yang baru punya bayi. Jadi semangat ya Maura dan Ferdy, kita yakin kok kalian pasti bisa jadi orang tua yang hebat buat Raka," ucap Riki menyemangati orang tua baru seperti Maura dan Ferdy.
"Makasih ya sudah semangatin kita. Ayo Mas, kamu harus semangat jadi ayah yang hebat ya buat Raka, tuh sudah disemangatin sama teman-teman kamu!" ucap Maura dan kemudian tersenyum sebelum berlalu pergi ke dapur untuk membuatkan suami dan teman-temannya minuman.
Sementara Ferdy menanggapi perkataan Maura dengan senyuman sembari menganggukkan kepala. Lalu ia mengalihkan perhatiannya ke layar televisi dan memilih untuk kembali bermain bersama teman-temannya.
Sudah satu Minggu lamanya Ferdy berada di samping Maura dan tidak pergi ke mana-mana untuk menjaga Raka bersama-sama. Tentu saja Ferdy begitu merindukan sosok Nanda yang berulang kali mengirimkannya pesan bahwa wanita itu pun teramat merindukannya dan meminta untuk segera bertemu. Namun, hingga detik ini Ferdy tidak memiliki alasan untuk pergi meninggalkan Maura agar dapat menghapuskan kecurigaan buruk terhadapnya. Terlebih Ferdy masih berusaha mendapatkan kembali kepercayaan dari kedua mertuanya yang sempat kecewa setelah mengetahui kabar perselingkuhan yang diceritakan Maura kepada mereka.
"Walau ragaku di sini, tapi kenapa pikiranku terus tertuju ke Nanda ya? Dia lagi apa ya sekarang? Apa dia masih bisa sabar menungguku? Argh! Aku nggak bisa kayak gini terus, aku harus balik shooting secepatnya biar bisa ketemu sama Nanda!" batin Ferdy di tengah-tengah mendengar keseruan teman-temannya yang sedang bermain, sementara ia tidak fokus dan pikirannya mulai bercabang.
"Fer, ayo dong main lagi!" ucap Adam embari mendorong tubuh Ferdy yang sejak beberapa menit yang lalu diam dan melamun setelah memberikan stik PS padanya.
"Eh iya, main duluan deh. Gue ke kamar mandi dulu bentar ya! Puas-puasin deh lo pada sebelum gue balik dan ngalahin kalian semua!" jawab Ferdy seraya beranjak dari sofa untuk pergi menuju kamar mandi karena hendak menghubungi Nanda. Sementara perkataannya mengundang gelak tawa teman-temannya di sana, menertawakan kesombongan Ferdy yang memang jago main PS.
Ferdy pun mempercepat langkah kakinya selagi Maura sedang sibuk di dapur. Ia begitu merindukan suara lembut Nanda dan rengekannya yang manja, maka dari itu Ferdy merasa inilah kesempatannya untuk melakukan video call di saat Maura lengah untuk pertama kalinya setelah mereka selalu bersama selama satu Minggu belakangan ini.
Begitu tiba di kamar mandi, tidak lupa Ferdy mengunci pintu dan memutar kran air agar suaranya saat melakukan panggilan video bersama Nanda tidak terdengar sampai keluar. Beruntung Ferdy tidak perlu menunggu lama karena panggilannya langsung dijawab oleh sang kekasih yang terakhir kali dihubunginya satu Minggu yang lalu.
"Halo sayang, kamu lagi apa? Aku kangen banget deh sama kamu." Ferdy langsung menyapa Nanda yang terlihat begitu cantik dengan wajahnya yang mengenakan make up flawless.
"Aku juga kangen banget, sebel deh nggak bisa video call-an sama kamu selama seminggu. Rasanya kayak manusia purba yang hidup pada zaman dahulu kala, cuma bisa chattingan, tapi nggak bisa teleponan."
"Maafin aku ya sayang sudah buat kamu kesal dan makasih banget karena kamu sudah mau sabar selama satu Minggu ini untuk menuruti permintaanku. Sabar sedikit lagi ya, aku akan bilang sama Maura untuk balik shooting seperti biasanya supaya kita bisa menghabiskan banyak waktu berdua. Jangan ngambek ya sayang, kamu kalau manyun gitu makin gemesin deh. Jadi pengen gigit bibir kamu!" goda Ferdy yang berusaha membujuk kekasihnya.
"Janji ya kamu secepatnya shooting lagi, setelah itu aku akan balas dendam dan akan nahan kamu selama mungkin di apartemen supaya Maura nggak bisa kurung kamu lagi di sana!" ucap Nanda yang berbicara dengan nada kesal. Ia kesal karena harus menahan rindu selama satu Minggu hanya demi menutupi hubungannya dengan Ferdy dari Maura yang sudah mencium aroma perselingkuhan mereka.
"Iya sayang, nanti malam aku ngomong sama Maura ya. Oh ya, sekarang kamu lagi apa dan ada di mana, sayang? Kamu kok rapi banget kayak mau pergi?" tanya Ferdy penasaran.
"Aku kan mau ke rumah kamu, ini lagi nunggu temen-temen yang lain jemput. Kalau mereka sudah sampai lobi, baru deh aku turun."
"Hari ini?" tanya Ferdy dengan sorot mata yang dipenuhi keterkejutan mengetahui kekasihnya akan datang ke rumah.
"Iya sayang, aku kan tadi sudah chat kamu, bilang kalau hari ini aku sama yang lain mau ke rumah nengokin anakmu. Sekalian ketemu sama Maura, kan dia pengen banget tuh ketemu aku."
"Aku belum buka w******p dari pagi tadi sayang karena sibuk ada banyak orang datang ke rumah buat lihat Raka. Ok, kalau gitu kamu hati-hati di jalan ya, dan tolong jaga sikap kalau sudah sampai di sini nanti, jangan tunjukkan pada Maura kalau kita punya hubungan ya!" pinta Ferdy yang memperingati kekasihnya agar hubungan mereka tetap tersimpan rapat tanpa diketahui siapapun, sebelumnya Ferdy pernah membahas masalah ini dengan Nanda setelah Maura mengutarakan keinginannya untuk bertemu wanita itu.
Nanda terlihat tertawa di seberang telepon, ia merasa gemas melihat wajah panik kekasihnya saat ini. "Sayang, pokoknya kamu tenang aja ya. Aku akan berakting sebaik mungkin di depan istrimu biar dia nggak curiga lagi dan berhenti menuduh kamu selingkuh."
"Aku percaya sama kamu kalau kamu pasti mampu meyakinkan Maura. Kalau dia berhenti mencurigaiku, maka kita akan kembali bebas!" ucap Ferdy yang terlihat begitu tidak sabar untuk bisa bebas seperti kemarin, sebelum Maura mendengar gosip tentang perselingkuhannya dan keadaan seketika berubah.
"Ok, aku akan melakukannya secantik mungkin supaya terlihat rapi. Kalau gitu sudah dulu ya sayang, kayaknya teman-temanku sudah sampai di lobi deh, aku harus turun sekarang! Sampai ketemu di sana, dah sayang!" Sambil melambaikan tangan dan kemudian dibalas oleh Ferdy, Nanda pun segera mengakhiri panggilannya dan bersiap-siap untuk pergi.
Sementara Ferdy tampak gugup karena Nanda akan datang dan ini adalah pertemuan pertama antara Maura dengan Nanda. Ia tak mampu menyembunyikan kekhawatirannya, takut jika Maura malah akan semakin curiga setelah bertemu dengan kekasih gelapnya itu.
"Semoga aja pertemuan mereka nanti aman dan Nanda berhasil bikin Maura yakin kalau kita nggak ada hubungan apa-apa. Rasanya aku nggak betah kalau lama-lama di rumah, buat aku jadi nggak bebas gerak, dan kasihan Nanda kalau disuruh sabar terus! Pokoknya aku harus bisa bikin Maura percaya biar dia nggak curigain aku terus!" gumam Ferdy di dalam hati berusaha meyakinkan dirinya sendiri.