Permintaan Bertemu

1077 Words
Maura yang tadinya sedang tertidur, seketika ia mengerjapkan kedua matanya saat merasakan sepasang tangan memeluk tubuhnya. Ketika membuka mata Maura menemukan keberadaan Ferdy di hadapannya yang kini tengah memeluknya dengan erat. "Mas, kamu sudah datang?" tanya Maura hingga Ferdy segera menatap wajah istrinya yang tampak kelelahan. "Sayang, kamu sudah bangun? Gimana keadaan kamu saat ini? Apa masih ada yang sakit?" tanya Ferdy sembari menangkup kedua sisi wajah Maura setelah melepaskan pelukannya. Raut wajah Ferdy kini menampilkan rasa bersalah setelah teringat dengan perjuangan Maura untuk melahirkan anak mereka. "Aku masih belum sekuat biasanya, Mas. Hatiku juga rasanya sakit banget, aku merasa nggak berdaya terbaring di sini. Aku sudah nggak sabar mau pulang dan tidur sama Raka," jawab Maura dengan helaan napas yang terdengar berat dan kedua matanya mulai berkaca-kaca. "Hati kamu sakit kenapa, sayang? Aku bilang dokter ya biar dilakukan pemeriksaan." "Percuma kamu bilang dokter, Mas, mereka nggak akan bisa menyembuhkan sakit hati yang aku rasain, karena yang bisa nyembuhin cuma kamu, orang yang sudah buat hatiku sakit dan hancur seperti ini." Seketika Ferdy terdiam tanpa kata mendengar perkataan Maura. Kali ini Maura mengatakannya dengan lembut, namun penuh dengan penekanan untuk menunjukkan bahwa saat ini hatinya memang terluka karena Ferdy. Maura menatap lekat-lekat kedua mata Ferdy yang menunjukkan sorot rasa bersalah, sebenarnya ada setitik penyesalan di kedalaman hati Ferdy karena harus menyakiti Maura demi Nanda, namun Ferdy kini merasa terdesak dan harus mengakhiri hubungan dengan salah satunya agar hidupnya tidak hancur dan berakhir sia-sia. "Sampai detik ini bahkan aku masih sangat mencintai Maura walau aku juga cinta sama Nanda. Sebenarnya sulit kalau aku dipaksa untuk meninggalkan salah satunya, Maura adalah hidupku dan Nanda adalah cinta matiku. Tapi kalau aku tetap bertahan dengan dua-duanya, itu hanya akan semakin menyakiti hati Maura. Rasanya aku benar-benar bingung, kalau ada pilihan lain selain berpisah dengan salah satunya, mungkin aku akan melakukannya," batin Ferdy yang kembali didera rasa bimbang. Hingga akhirnya lamunan Ferdy buyar ketika Maura menggenggam tangannya. "Kenapa, Mas? Kenapa kamu diam? Kamu bingung ya harus jawab apa?" Ferdy menarik kedua sudut bibirnya yang tampak kaku dan lalu menggelengkan kepalanya sekilas. Kemudian ia mengusap pucuk kepala Maura dan mendaratkan sebuah kecupan tepat di permukaan dahi sang istri untuk mengusir rasa canggung yang mulai tercipta. "Sayang, aku minta maaf ya sudah buat kamu sedih, aku juga benar-benar minta maaf atas kejadian semalam. Jujur sekarang aku nyesel banget, seharusnya semalam aku bisa menahan emosiku, dan aku menyesal karena sudah menampar wajahmu. Seandainya aku bisa lebih sabar mungkin sekarang kamu ada di rumah dan Raka masih ada di kandunganmu, kamu juga tidak perlu menginap di sini dan menjalani operasi yang malah membuat kamu kesakitan." Maura menggelengkan kepala, lalu ia menatap suaminya dengan sorot mata yang tegas. "Mas, aku sudah nggak mau lagi membahas soal kejadian semalam. Mungkin apa yang terjadi saat ini sudah menjadi takdirku, aku harus melahirkan prematur dengan cara operasi caesar, Raka harus dirawat di ruang NICU, dan sampai sekarang aku belum bisa bertemu apalagi memeluk bayiku. Tapi, aku yakin semua ini akan berlalu dan aku akan hidup bahagia bersama Raka, Mas. Sekarang yang mau aku bahas sama kamu adalah soal Nanda!" Perkataan Maura seketika membuat Ferdy tercekat. Ferdy selalu merasa gelisah setiap kali Maura menyebut nama Nanda. Ia bingung bagaimana harus bersikap di hadapan sang istri saat membahas selingkuhannya, Ferdy juga merasa takut tidak bisa mengontrol emosi jika Maura mengatakan hal yang tidak-tidak tentang wanita simpanannya seperti semalam. Mau bagaimanapun Ferdy tetap akan teguh pada pendiriannya, ia tidak akan membiarkan perselingkuhannya dengan Nanda sampai diketahui oleh istrinya. "Sayang, harus berapa kali aku jelaskan sama kamu kalau aku dan Nanda nggak ada hubungan apa pun?" tanyanya dengan raut wajah penuh frustasi. "Kalau gitu undang dia untuk datang ke rumah saat aku sudah pulang dari sini, Mas. Aku juga merasa tidak ada gunanya ya kalau aku tanya berulang kali sama kamu, karena pasti kamu akan selalu mengelak. Jadi aku memutuskan untuk bertemu langsung dengan Nanda supaya aku bisa membuktikan kebenarannya." "Tapi sayang—" Maura langsung menghentikan perkataan suaminya yang belum usai agar tidak mengatakan alasan yang tidak ingin ia dengar. "Kamu tenang aja Mas, aku nggak akan nyakitin dia kok apalagi ngata-ngatain dia. Aku hanya mau bicara empat mata sama dia dan kenalan sama figuran suamiku yang kamu bilang cantik banget itu sampai disukai sama sutradara. Aku penasaran loh Mas seperti apa sosok Nanda yang semalam kita ributkan. Kalau ternyata dugaanku salah sudah menuduh kamu selingkuh dengan dia, aku akan minta maaf sama kamu dan bersujud di bawah kakimu. Aku janji!" ucap Maura yang sudah memikirkan langkah yang ia ambil untuk memisahkan Nanda dengan Ferdy agar suaminya berhenti menduakannya, kemudian hanya fokus dengan dirinya dan juga Raka. Ferdy masih bergeming, butuh waktu yang cukup lama untuk ia berpikir sebelum memutuskan hingga kepalanya terasa sakit. Namun, akhirnya Ferdy menyerah dan terpaksa mengikuti keinginan Maura agar tidak menimbulkan kecurigaan jika ia menolak permintaannya. "Ok, aku akan meminta Nanda untuk datang ke rumah setelah kamu pulang dari rumah sakit. Tapi aku mohon sama kamu, tolong percaya sama aku ya kalau aku dan Nanda nggak ada hubungan spesial. Aku cuma cinta sama kamu, sayang. Apalagi sekarang ada Raka, mana berani aku macam-macam. Hidup aku sekarang cuma buat kamu dan Raka." "Iya Mas, kita lihat nanti ya setelah aku dan Nanda bertemu!" jawab Maura yang sebenarnya sudah merencanakan hal ini sejak Ferdy tidak ada di sampingnya setelah ia siuman pasca operasi. Maura yakin tidak mudah membuat Ferdy mau mengakui kesalahannya karena pria itu tidak ingin terlihat bersalah, jadi ia sengaja menyusun semuanya sendiri untuk membuktikan kebenaran tentang hubungan Ferdy dengan figurannya. Ia pun merasa percuma bertanya-tanya ke mana Ferdy pergi saat ia sadar karena pria itu pasti akan mengelak dan membuat alasan untuk menutupi kebohongannya. "Mas, kalau aku berpikir kamu tidak memiliki hubungan dengan Nanda itu rasanya nggak mungkin, terlebih pikiranku semakin kuat membuktikan jika kamu memang punya hubungan dengan wanita lain sampai kamu tega meninggalkan aku dan Raka yang masih di rumah sakit untuk menemui seseorang yang lebih penting dibanding istri dan anakmu! Aku nggak akan tinggal diam sekarang, Mas, aku akan memisahkan kalian bagaimanapun caranya karena Raka lebih butuh kamu dibanding wanita itu!" batin Maura yang tak lagi mementingkan perasaannya sendiri walau kenyataannya ia merasa sakit dan hancur ketika mengetahui suaminya mendua. Kini yang Maura pikirkan adalah masa depan Raka, ia tidak ingin Raka bernasib sama seperti Ferdy yang sewaktu kecil ditinggal oleh ayahnya karena lebih memilih wanita lain dibanding keluarganya sendiri. Maura akan berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankan keluarga kecilnya agar utuh demi kebahagiaan putranya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD