Ferdy yang sudah tiba di Apartemen Kebagusan pun langsung mengunjungi unit yang Nanda tempati tepat di lantai 8. Lalu ia menekan bel dengan perasaan berkecamuk karena harus meninggalkan Maura yang ia ketahui belum sadar pasca operasi dan pergi menemui Nanda yang sedang marah padanya.
Tak lama kemudian pintu pun dibuka oleh Nanda setelah mengetahui yang datang adalah kekasihnya. Ferdy pun langsung melangkah masuk dan menghampiri Nanda yang berdiri sembari bersedekap dengan wajah murung. Wanita itu tidak menyambut kedatangan Ferdy dengan senyuman manis apalagi menunjukkan sikap yang manja seperti biasanya.
"Sayang, aku minta maaf ya sudah buat kamu kesal pagi ini. Aku nggak bermaksud gimana-gimana, aku cuma minta sedikit pengertian dari kamu tentang kondisi aku saat ini. Aku pasti akan menepati janjiku sama kamu untuk menceraikan Maura, tapi nggak sekarang karena dia baru aja selesai melahirkan dan belum genap satu hari. Maafin aku ya sayang karena selalu minta kamu untuk menunggu dan memberiku waktu, tapi sebisa mungkin aku akan meluangkan banyak waktu untuk bersamamu supaya kamu tau kalau aku serius dan nggak main-main sama kamu," ucap Ferdy dengan suaranya yang lembut sembari menyodorkan sebuket bunga mawar dan paper bag yang berisi coklat kesukaan Nanda.
Mendengar hal itu Nanda pun akhirnya menatap Ferdy dan mulai mengulas senyuman saat sang kekasih datang membawakannya bunga dan banyak macam coklat untuk meminta maaf padanya.
"Nggak ada salahnya aku bersabar sedikit lagi, aku yakin Ferdy pasti akan benar-benar menceraikan Maura karena dia lebih mencintaiku. Buktinya sekarang dia bela-belain datang ke sini karena tau aku lagi marah sampai meninggalkan istrinya sendirian di rumah sakit! Ah, nggak ada gunanya juga aku marah, lebih baik aku bersikap sabar dan pengertian supaya makin dicintai sama Ferdy!" batin Nanda dengan segala pemikirannya agar bisa semakin mengikat Ferdy dan membuat pria itu sulit untuk melepaskannya.
"Makasih ya sayang, kamu sudah repot-repot datang ke sini sampai bawain aku bunga dan coklat kesukaanku. Maaf ya tadi aku sempat emosi, soalnya pas dapat kabar Maura sudah melahirkan rasanya aku bahagia banget karena merasa hari di mana aku menjadi wanita satu-satunya untukmu sudah dekat. Aku salah, seharusnya aku bisa lebih mengerti posisimu sekarang dan bisa sabar sampai hari itu datang," ucap Nanda dengan suaranya yang terdengar lembut dan manja, lalu ia meletakkan paper bag yang berisi coklat di atas meja dan memeluk buket bunga dari Ferdy, ia juga sempat menciumnya berkali-kali.
"Kamu memang wanita yang paling sabar dan pengertian yang pernah aku kenal. Makasih ya sayang, kamu sudah mau mengerti tentang posisiku. Kamu nggak salah kok, jadi kamu nggak perlu minta maaf ya, aku yang salah karena lama membuat keputusan untuk menjadikanmu wanita satu-satunya. Tapi kamu tenang aja ya sayang, sebentar lagi waktu itu akan datang dan kita akan bahagia bersama!" jawab Ferdy berusaha meyakinkan Nanda, walau hatinya sendiri ragu jika harus menceraikan Maura, istrinya yang semalam berjuang melahirkan buah cinta mereka.
Nanda tersenyum puas mendengar perkataan kekasihnya yang seakan begitu meyakinkan hingga ia semakin tidak sabar untuk segera mengakhiri penantiannya, menantikan Ferdy menceraikan istrinya dan lalu menikahinya.
Nanda begitu yakin jika karir dan kehidupannya akan semakin lebih baik setelah mereka mempublikasikan hubungan keduanya tanpa harus sembunyi-sembunyi lagi, setelah itu Ferdy baru bisa mempromosikan Nanda ke production house untuk menjadi artis dan tak lagi menjadi figuran. Ya, Nanda sudah tak sabar menantikan semua itu terjadi dan menggantungkan banyak harapan pada kekasihnya yang dianggap bisa mengangkat namanya karena karir Ferdy sendiri pun sedang bersinar sebagai seorang agency terkenal di dunia entertainment.
Kini Nanda mulai meletakkan bunga yang sempat dipeluknya di atas meja, lalu ia merapatkan posisinya dengan Ferdy dan langsung mendaratkan sebuah ciuman tepat di bibir pria itu.
Walau Ferdy sempat tersentak dari kebimbangannya saat Nanda tiba-tiba mencium dan memeluknya, namun ia segera membalas ciuman itu dan memeluk tubuh kekasihnya erat-erat. Berharap ciuman keduanya dapat membuat perasaan Ferdy lebih tenang dan tak lagi gelisah. Saat ciuman keduanya semakin panas dan liar, Nanda pun langsung mendorong tubuh Ferdy menuju kamar agar mereka bisa leluasa berbagi cinta di atas ranjang.
Sementara di rumah sakit terlihat suasana tampak canggung, semuanya duduk berkumpul di luar ruang rawat Maura. Setelah mendengar cerita dari putrinya, Andin pun segera mengumpulkan semua keluarga yang hadir di rumah sakit dan meminta Maudy juga Mutia untuk menghentikan pencariannya karena Ferdy tak ditemukan di sekitar rumah sakit walau mereka sudah mencari ke mana-mana.
Kini Andin didampingi oleh suami dan kedua putrinya duduk berseberangan dengan Vania. Tentu saja wanita itu merasa bingung dan mulai bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Dalam hati Vania berharap semoga Maura belum sempat menceritakan permasalahannya dengan Ferdy pada kedua orang tuanya agar masalah mereka tak semakin runyam.
"Bu Vania, saya sudah mendengar cerita dari Maura tentang apa yang terjadi dalam rumah tangganya dengan Ferdy. Apakah Ibu juga sudah tau masalah tentang mereka?" tanya Andin membuka pembicaraan lebih dulu setelah meminta semuanya berkumpul.
Sontak saja Vania tersentak, harapannya kini patah karena ternyata Andin sudah mengetahui semuanya, hinggap akhirnya Vania pun memilih untuk berpura-pura tidak tahu karena khawatir akan disalahkan sebab tidak menceritakan apa yang ia ketahui lebih dulu pada orang tua Maura.
"Saya tidak tau apa-apa Bu, memangnya ada masalah apa ya dengan rumah tangga anak-anak kita? Malah saya baru tau ini dari Bu Andin," jawab Vania memasang wajah penasaran.
"Maura dapat kabar dari temannya kalau Ferdy selingkuh sama salah satu figurannya di lokasi shooting. Jadi Maura baru sadar kalau ternyata alasan Ferdy pulang telat dan jarang pulang ke rumah selama 8 bulan ini ya gara-gara Ferdy punya wanita simpanan!" ucap Andin memberitahu dengan nada yang terdengar kesal.
"Bu, gimana kalau kabar yang temannya Maura sampaikan nggak benar? Itu kan namanya fitnah."
"Saya kenal kok sama teman Maura yang menyampaikan kabar ini, mereka dekat banget dari dulu dan nggak mungkin dia kasih kabar buruk yang bisa membahayakan kondisi Maura yang sedang hamil tanpa bukti. Lagipula dia kasih kabar sekaligus bukti, dan bukti itu cukup menguatkan kebenaran kalau Ferdy memang selingkuh!" jawab Andin dengan penuh penekanan dan raut wajahnya tampak merah karena menahan amarah.
Vania terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana dan menjawab apa untuk menuding tuduhan tentang putranya karena sebenarnya selama beberapa hari terakhir ini ia sering mendengar gosip tentang Ferdy yang diduga selingkuh dengan Nanda. Namun, Vania tak menyangka jika kabar itu bukan hanya gosip belaka dan merupakan sebuah fakta.
"Bu Vania, bagaimana tanggapan Ibu tentang Ferdy? Dia sudah mengingkari janjinya untuk setia selamanya dengan Maura, akan menjaga dan menemaninya sampai maut memisahkan, tapi nyatanya Ferdy malah menduakan dan menyakiti anak saya. Bahkan sekarang dia pergi meninggalkan Maura entah ke mana tanpa peduli dengan keadaan anak dan cucu saya!" tanya Andin yang tidak bisa berhenti walau Vania masih terlihat syok atas apa yang disampaikannya.
"Bu Andin, Pak Dimas, atas nama Ferdy saya benar-benar minta maaf. Saya akan membicarakan masalah ini sama dia dan menanyakan kebenaran tentang kabar perselingkuhannya dengan salah satu figurannya. Saya sendiri sama sekali nggak menyangka jika Ferdy akan melakukan semua ini sementara yang saya tau Ferdy sangat menyayangi Maura. Saya sangat berharap jika kabar ini tidak bener, jadi tolong berikan saya waktu untuk mencari di mana Ferdy saat ini." Vania sampai mengatupkan kedua telapak tangannya yang gemetar dan berkeringat dingin di hadapan keluarga Maura penuh penyesalan dan rasa malu. Lalu ia menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Ayah, kamu ngomong dong, Yah. Bilang sama Ferdy kalau kamu nggak mau Maura disakiti dan dipermainkan seperti ini oleh pria yang tidak bisa menghargainya sebagai seorang istri. Bilang sama dia kalau kita masih sangat mampu untuk membahagiakan putri kita! Jangan seenaknya menyakiti Maura yang sudah kita besarkan dengan penuh kasih sayang, kita selalu berusaha untuk memberikan kebahagiaan padanya, sementara orang yang mengambilnya dari kita malah memberikan luka batin. Ini nggak adil, Yah!" pinta Andin pada suaminya yang hanya diam tanpa kata, meremas tangan Dimas agar mengatakan sesuatu pada Vania yang akan pergi mencari keberadaan putranya.
Hati Andin teramat sakit, ia seakan dapat merasakan sakit yang Maura rasakan saat mengetahui suami yang selama ini paling dipercaya malah mengkhianatinya karena wanita lain, walau selama hidup berumah tangga dengan Dimas, Andin selalu merasakan bahagia lahir batin memiliki suami penyabar, setia, dan bertanggung jawab seperti Dimas. Begitupun dengan Andin yang menaruh kepercayaan pada Ferdy saat melamar Maura agar menyayangi dan mencintai Maura setulus hati karena ia dibesarkan dan dididik oleh ayah yang hebat.
"Bun, kamu tenang ya. Jangan emosi seperti ini karena emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Aku pasti akan mengajak Ferdy bicara setelah dia datang nanti." Dimas mencoba untuk menenangkan istrinya sambil memeluk tubuh Andin, sementara Maudy dan Mutia saling menggenggam satu sama lain. Hati keduanya dibalut amarah saat ini pada Ferdy yang telah menyakiti saudara kandung mereka.
"Tapi Ayah, aku nggak bisa tenang setelah tau Ferdy menyakiti Maura. Aku nggak ikhlas, Yah, sumpah demi Allah aku nggak ikhlas Ferdy membuat hati Maura terluka karena wanita lain. Dia yang meminta Maura pada kita, lalu kita berdua menitipkan Maura dengan harapan putri kita dibahagiakan lahir batin, tapi kenyataannya dia hanya memberi Maura luka dan malah selingkuh dengan wanita lain di saat istrinya sedang mengandung. Untuk apalagi kita membiarkan kesempatan buat dia, Yah? Maura berhak untuk bahagia, dan Ferdy tidak layak untuknya!" ucap Andin dengan menangis tersedu-sedu dalam pelukan suaminya, amarahnya meluap karena merasakan sakit yang teramat dalam atas luka yang putrinya alami.