Kehamilan

1565 Words
Tandai jika masih terdapat kesalahan kepenulisan, EYD, Grammar dan lain sebagainya dalam cerita ini. Terima kasih. _________________________________________________________________________________________________________ Yasemine Katerina Douglass, gadis berusia 21 tahun yang hanya sedari dulu bercita-cita menjadi orang kaya. Menghemat adalah kata yang paling dibenci oleh Yasemine sejak ia kecil. Ia tidak bisa membeli ini dan itu karena satu kata itu, "MENGHEMAT". Yasemine juga ingin seperti teman-temannya yang lain, membeli baju, tas, sepatu, anting, dan segala macam barang ber-merk dan mewah lainnya tanpa harus memikirkan jika uangnya akan habis. Yasemine sangat ingin menikmati kehidupan luxury dan glamour seperti keluarga Kardashian-Jenner. Dia ingin menikmati segala kemewahan tanpa harus bersusah payah memikirkan berapa sisa uangnya dan bagaimana dia akan makan besok. Kematian kedua orang tua Yasemine saat ia berumur 16 tahun, membuat gadis itu terbiasa hidup mandiri. Peninggalan harta kedua orang tuanya pun tak banyak, hanya ada sebuah rumah kecil di Kanada dan cincin emas pernikahan ibunya. Dan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Yasemine, tentu saja! Setiap hari Yasemine selalu kerja paruh waktu. Mengantar koran di pagi hari, menjadi pelayan restoran, hingga kasir di sebuah minimarket. Tapi anehnya uang yang dia dapat dari semua pekerjaan itu hanya cukup untuk membayar tagihan listrik, uang sekolah, dan makannya sehari-hari. TIDAK ADA SHOPPING APALAGI BERSUKA RIA DI PESTA! Oh ya ampun! Yasemine ingin menikmati hidup mewah tanpa harus menjadikannya miskin! Yang ada di pikiran gadis bermata cokelat itu hanya ada uang, uang, uang dan uang. Yasemin ingin menjadi kaya tapi dia tidak tahu bagaimana caranya! Menjual diri? Ah, Yasemine tidak percaya jika dengan hal itu dia bisa menjadi kaya raya dalam waktu yang cepat. Melamar kerja? Ah, dia bahkan hanya lulusan SMA. Membuat perjanjian dengan setan? Ya Tuhan! Yasemine masih terlalu sering pergi ke gereja hingga ia pun tidak pernah berniat melakukan itu. Semua seperti benang kusut hingga akhirnya ia bertemu dengan Justin Reign O'Brian. Taipan kaya raya asal Canada. Pria berusia 28 tahun yang biasa dipanggil dengan panggilan Mr.O'Brian. Saat pertama kali bertemu, Yasemine hampir saja pingsan karena melihat betapa tampannya pria yang setidaknya memiliki delapan tambang minyak di seluruh dunia itu. Yasemine bertemu dengan Justin karena Pieter, teman satu sekolahnya yang sekarang menjadi asisten pribadi Mr. O'brian. Penampilan Pieter pun ikut berubah, pria yang semasa sekolah selalu berpenampilan nerd kini disulap menjadi pria yang begitu maskulin. Tapi tetap saja, Mr.O'Brian adalah yang terbaik di mata Yasemine! Melalui pertemuan itu, Mr.O'brian menawarkan Yasemine dengan sejumlah uang jutaan dollar. Dengan syarat Yasemine harus memberikannya seorang anak lelaki dalam kurun waktu satu setengah tahun. US$75Juta nampaknya cukup membuat membuat jantung Yasemine berdebar kencang. Dan tanpa berpikir panjang, Yasemin langsung menerimanya. Persetan dengan semua konsekuensi, ia ingin merubah nasib! Dan tak terasa kini sudah dua bulan Yasemine menikmati gelar barunya sebagai Mrs.O'Brian, istri sah dari Justin Reign O'Brian yang kaya raya. Segala bentuk kemewahan telah dirasakan oleh Yasemine sejak ia masuk ke dalam mansion bergaya Victoria ini. Dia tidak lagi bersusah mencari uang ke sana ke mari, Yasemine hanya perlu duduk dan memanggil pelayan untuk melakukan ini dan itu, termasuk menyiapkan air mandinya. Awalnya Yasemine menikmati semua itu, tapi lama kelamaan Yasemine menjadi bosan. Statusnya yang disembunyikan dari publik membuat Yasemine tidak bisa ke mana-mana dengan bebas. Harus ada peraturan dan perijinan dari suaminya, baru ia boleh keluar. Ah, menyebalkan! Sibuk memikirkan hidupnya, Yasmine tiba-tiba saja merasakan gejolak hebat dari dalam perutnya. Yasemine berlari secapat kilat ke dalam kamar mandi. Ia memuntahkan semua isi perutnya di dalam wastafel. Setelah semua isi perutnya terkuras habis, Yasemine langsung menatap dirinya di cermin. Wajahnya nampak sangat pucat sekarang. Ia segera membasuh wajah dan mulutnya dengan air keran. Setelah selesai, Yasemine pun turun ke lantai bawah, berniat memanggil Rhyn-salah satu pelayan di mansion untuk membuatkannya segelas teh hangat. Namun kepalanya yang pusing membuat Yasemine berpegangan erat pada besi tangga yang melingkar. Samar-samar Yasemine melihat kedatangan suaminya yang baru masuk ke dalam mansion. Justin yang baru masuk ke dalam mansion pun langsung melihat ke arah Yasemine yang sedang menuruni anak tangga. Wajah wanita itu terlihat pucat sekali, mata cokelatnya pun nampak redup. "Yasemine?" panggil Justin sambil mendekati isterinya. Yasemine yang telah sampai di anak tangga ketiga pun merasa tidak kuat lagi menahan tubuhnya. Yasemine terkulai lemas dan... Bruk! Tubuh Yasemine terjatuh di dalam dekapan Justin. Justin yang melihat isterinya pingsan pun langsung diserbu rasa panik. Beruntung ia berhasil menangkap tubuh wanita itu dengan tepat waktu. Justin melihat ke arah mansion yang nampak sepi, mungkin para pelayan sedang menyiapkan makan malam. Justin langsung berteriak marah. "PIETER!!!" suara Justin menggema ke seisi mansion hingga membuat para pelayan yang ada di dapur keluar. Mereka sangat terkejut melihat Yasemine yang pingsan di dalam dekapan Tuan mereka. Pieter pun langsung masuk ke dalam mansion. Ia juga terkejut melihat Yasemine yang sudah terkulai tak berdaya. "JANGAN HANYA MENONTONNYA! CEPAT KALIAN PANGGILKAN DOKTER, BODOH!!!" teriak Justin menatap marah ke arah para pelayannya. Sontak kemarahan Justin langsung membuat pada pelayan itu kalang kabut karena ketakutan. Beruntung, Pieter langsung menelpon dokter pribadi Justin. Justin pun dengan segera mengangkat tubuh Yasemine dan membawanya kembali ke kamar. Pria itu membaringkan tubuh Yasemine di atas ranjang dengan sangat hati-hati. Justin mengamati lamat-lamat wajah Yasemine yang terlihat sangat pucat. "Yasemine?" panggil Justin dengan lembut sembari mengusap wajah cantik yang terbingkai rambut cokelat itu. Permukaan kulit Yasemine juga terasa sedikit hangat. Apa isterinya sedang sakit? Lama Justin menemani Yasemine hingga seorang dokter perempuan paruh baya yang ditunggu-tunggu pun datang. "Selamat sore, Justin," sapa dokter itu dengan bahasa non formalnya. Justin langsung bangkit dari duduknya. Ia menjabat tangan dokter itu dengan hangat. "Dokter Anne, tolong segera periksa keadaan isteriku, dia tiba-tiba saja pingsan tadi. Suhu tubuhnya juga terasa sedikit hangat," ujar Justin tanpa bisa menyembunyikan raut kekhawatirannya pada Yasemine. Dokter Anne pun tersenyum dan mengangguk ia langsung mendekati Yasemine dan memeriksanya. Sementara dokter Anne memeriksa Yasemine, Justin hanya bisa diam menatapnya dari belakang. Tak lama, dokter Anne pun selesai memeriksa keadaan Yasemine. Justin segera mendekat ke arah dokter Anne. "Bagaimana keadaannya? Apa dia perlu dirawat di rumah sakit?" tanya Justin hang begitu khawatir dengan keadaan Yasemine. Dokter Anne tersenyum hangat sambil menepuk bahu Justin. "Dia baik-baik saja, Justin. Tapi mulai saat ini kau harus ekstra menjaganya." Justin mengerutkan keningnya mendengar perkataan dokter Anne. "Apa maksudmu, dokter?" tanya Justin. Dokter Anne kembali tersenyum, ia melirik ke arah Yasemine. "Selamat! Sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah, Justin!" ujar dokter Anne sambil menjabat paksa tangan Justin. Justin yang mendengar kabar itu pun hanya bisa mematung seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Lama Justin terdiam hingga rasa bahagia itu menyeruak ke dalam rongga-rongga dadanya. Dia menatap dokter Anne dengan raut kebahagiaan yang luar biasa.. "Apa maksudmu, isteriku-..." dokter Anne menganggukkan kepalanya. "Ya, Yasemine sedang mengandung, Justin. Dan kau harus menjaganya dengan hati-hati karena ini adalah kehamilan pertamanya, kusarankan kau pergi ke dokter kandungan untuk meminta vitamin dan mengetahui usia kandungannya," terang dokter Anne hingga membuat Justin langsung tertawa saat itu juga. "Hahahahahah ya Tuhan! Akhirnya!" teriak Justin dengan bahagia lalu memeluk dokter Anne yang sudah seperti ibu baginya. Dokter Anne pun balas memeluk Justin. Dia tidak menyangka jika Justin akan sebahagia ini saat mendengar berita kehamilan Yasemine. Ia kira Justin mewarisi sifat Jonatahan O'Brian yang cenderung dingin, tapi dokter Anne bersyukur saat menyadari bahwa setidaknya Justin masih bisa menunjukkan raut bahagianya. _________________________________________________________________________________________________________  Canada, 9.03 PM Yasemine membuka matanya saat hari sudah gelap. Malam ini langit terlihat sangat indah dengan taburan bintang di angkasa dan bulan yang bersinar terang. "Selamat malam, baebae!" sapaan hangat dari Justin yang tengah menatap Yasemine dengan senyuman indahya pun membuat Yasemine menoleh. Cup! Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Yasemine dengan begitu tiba-tiba. Yasemine yang mendapati Justin ada di sampingnya pun kembali menyentuh kepalanya yang terasa pusing. "Jam berapa sekarang?" "Sembilan lewat lima, sayang," jawab Justin yang tanpa bisa dicegah langsung menyentuh perut rata Yasemine yang terbalut dengan pakaian hangat yang berbahan dasar wol. Yasemine yang melihat perubahan sikap suaminya pun mengernyitkan heran dahinya. Yasemine tahu bagaimana sifat asli Justin. Jika pria itu sudah bersikap manis, maka dapat dipastikan jika Justin pasti sedang mencoba merayunya agar ia bisa menuntaskan hasratnya di ranjang, yang sialannya besar itu. Selain dari urusan ranjang, maka Justin akan bersikap sedingin es dan bahkan cenderung agak kasar. "Apa yang kau rasakan saat ini?" tanya Justin sambil mengusap kepala Yasemine. "Pusing dan sedikit mual," jawab Yasemine lalu berusaha bangkit dari tidurnya. Justin pun membantu Yasemine untuk duduk di ranjang. "Itu hal yang wajar mengingat keadaanmu sekarang," sahutan Justin yang tiba-tiba seperti itu langsung membuat Yasemine dilanda kebingungan. Memangnya kenapa dengan keadaannya? Apa dia sedang sakit parah? "Keadaanku?" "Hm," gumam Justin sambil menganggukkan kepalanya. Melihat reaksi Yasemine yang masih bingung pun, Justin langsung menggendong tubuh ringan isterinya. Ia membawa Yasemine ke depan cermin sambil memeluknya dari belakang. Hembusan nafas hangat Justin menerpa pundak Yasemine yang halus. Justin meraba perut rata Yasmine dan meliriknya dari balik pantulan cermin. "Justin?" "Di dalam sini, ada sebuah janin yang sedang berlindung sayang... Ada sebuah kehidupan di dalam sana yang harus kamu jaga baik-baik." Yasemine mematung dengan jantung yang berdetak kencang. Ia lalu berbalik memandang Justin. "Apa maksudmu-..." Justin mengangguk. "Ya, kamu hamil. Pewarisku sedang tumbuh di dalam rahimmu Yasemine,"  Dan kalimat itu langsung membuat Yasemine membalikkan badannya. Ia mengangkat bajunya dan menyentuh perut ratanya dengan rasa haru dan bahagia yang bukan main. Yasemine tersenyum. "Baby?" gumam Yasemine dengan tatapan tidak percaya. "We have a baby...." tangis bahagia Yasemine langsung pecah saat itu juga. Memikirkan jika ada kehidupan di dalam perutnya membuat Yasemine membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Dan bagaimana pula rasanya berjalan dengan perut besarnya yang lucu. Justin segera membalikkan tubuh Yasemine, ia mengusap air mata wanita itu dan mengecup keningnya. "Kamu akan segera mendapatkan uang itu Yasemine, terima kasih." Dan perkataan Justin langsung menghempaskan Yasemine ke kenyataan jika ia akan meninggalkan anaknya setelah berusia enam bulan. Senyum Yasemine menghilang, rasa ingin memiliki bayinya membuat Yasemine kehilangan akal, dan rasa itu membuat Yasemine mencoba melarikan diri berkali-kali hingga membuat Justin O'Brian tak lagi bersikap manis padanya. Justin berubah, dan itu yang membuat Yasemine melarikan diri dengan putrinya di masa depan.    #To be Continued....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD