23.Perjodohan

1436 Words

Brayan berjalan mondar-mandir di kamar, menyalakan rokok lagi, wajahnya penuh perhitungan. “Kita tidak bisa pakai cara lama. Alessandro sudah terlalu waspada. Orang-orangnya menyebar di mana-mana.” Isabella bersandar di meja rias, menyilangkan kaki dengan elegan. “Kalau begitu kita harus menyerang dari dalam. Bukan dengan kekerasan, tapi dengan tipu daya. Caroline itu masih polos, kan? Dia mudah dimanipulasi.” Brayan menatapnya tajam. “Dan kau yakin bisa memainkan otaknya?” Isabella tersenyum penuh percaya diri. “Bukan hanya otaknya. Aku tahu titik lemahnya: hatinya. Gadis itu masih ragu dengan perasaan Alessandro. Aku bisa gunakan itu.” Brayan mengangkat alis, menghembuskan asap rokok. “Jadi… kita mainkan perasaan? Bukan penculikan?” Isabella mendekat, jarinya menelusuri d**a Br

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD