“Mas, sudah.” Lirih indra, dengan suara sangat kecil. “Mas Al, udah.” Ia tidak bisa melarang, apalagi menahan Albi yang tengah dikuasai amarah. Ia dan Febi hanya bisa meringis takut, melihat Albi memukul sutradara dan satu orang pihak penanggung jawab. Keduanya pun tidak melawan, seolah menerima perlakuan Albi sebagai salah satu bentuk tanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa Isyana hari ini. “Sialan!” Umpat Albi. “Kalian pikir, nyawa istriku bisa diganti dengan uang? Atau kalian pikir aku tidak bisa membiayai pengobatannya?!” Albi kembali memukul sutradara dengan membabi buta. “Aku punya uang, bahkan aku bisa membeli semuanya! Termasuk nyawamu!” Situasinya semakin tidak terkendali, jika dibiarkan maka dua orang itu akan dijamin babak belur. “Bi, Isyana butuh Lo di dalam. Mara

