15

1084 Words
Setiap hari rasanya menjadi hari yang buruk bagi Bella setelah ia mengenal Aga, guru baru di sekolahnya. Mulai dari pertemuannya pertama kali hingga beberapa kejadian buruk menimpa Bella dan mengharuskan Bella untuk sering berinteraksi dengan Pak Aga berakhir pada hadiah sweet seventeen yang sangat mengejutkan. Kenapa jodoh Bella harus dengan guru killer itu. Senyumnya emang manis tapi tidak ada akhlak sama sekali. Pikiran Bella terus melayang dan menumpahkan semua rentetan kekesalan sambil mengendarai motor maticnya menuju arah rumahnya. Tadi sebelum pulang juga ada insiden kecil. Bella dan Tasya mengambil tugas matematika sesuai arahan Pak Aga, namun malah siang ini membuat Bella kesal. Mis Lidia yang sudah agak baikan duduk tepat di samping Pak Aga dan keduanya seperti sedang berebut sesuatu. Nada suara Mis Lidia yang manja membuat Bella muak seketika. "Ehhh ... Gue cemburu? Gak lah ya? Kayak gini bukan cemburu, tapikesel aja lihat perempuan manja kayak Mis Lidia," batin Bella kesal. "Tapi lihat wajah Mis Lidia diselimuti senyum bahagia, eneg juga lihatnya. Mana lagi berebutan makanan lagi. Menyebalkan," umpat Bella dari dalam hati. Motor matic itu terus melaju cepat dengan kecepatan diatas seratus kilometer per jam. Sesampai dirumah, ternyata mobil Pak Aga sudah parkir di halaman rumah Bella. "Kenapa ada Pak Aga? Tadi masih ada di kantor guru, sekarang sudah ada di rumah. Cepet banget? Pasti punya pintu doraemon," ucap Bella terus menuduh. Bella memarkirkan motor maticnya tepat disamping mobil Aga dan melepaskan helm yang hanya di cantolkan di kaca spion lalu masuk ke dalam rumah. "Siang Ma ...," sapa Bella yang baru masuk langsung memeluk Mamanya yang duduk di sofa. Sebenarnya Bella begitu hanya ingin membuang rasa gugupnya saja didepan Aga. "Siang sayang. Itu ada Aga, kok gak disapa?" titah Ira pada Bella dengan tersenyum. Terpaksa Bella mmebalikkana tubuhnya dan berjalan menghampiri Pak Aga yang duduk berseberangan dengan Mamanya. Bella langsung menarik tangan Aga dan mencium punggung tangan Aga tanpa melihat wajah Aga. Masi kesal saja rasanya melihat keseruan Pak Aga dan Mis Lidia tadi yang membuat Bella merasa ... cemburu. "Kenapa jadi begini sih?" umpatnya dalam hati. "Siang Bella," ucap Aga denagn suara bariton khas. "Siang Pak," jawab Bella lemah. "Kok jawabnya lemes sih, Bell. Kayak belum makan siang," tany Ira pada putrinya. "Emang belum makan siang kan? Laper Ma. Ada makanan gak?" tanya Bella tanpa malu didepan Aga. "Gak ada. Mama baru aja dateng urus buat acara kamu besok. Udah kamu makan siang diluar aja sama Aga ya?" pinta Ira pada putrinya. "Hah? Apa? Makan siang sama Pak Aga? Gak deh. Bella marger, Ma. Capek. Banyak tugas juga, mana harus dikumpulkan besok lagi," jawab Bella sedikit sinis sambil melirik Aga yang hanya tersenyum mendengar ocehan Bella. "Bella ... Besok kan acara ulang tahun kamu. Opa menyuruh Aga untuk antar kamu ke Butik langganan Opa. Opa sudah pesankan baju untuk kamu. Kamu tinggal fitting dan pilih model yang kamu suka," titah Ira pada putrinya. "Emang gak ada cara lain? Pesen baju lewat online aja deh," pinta Bella kemudian. "Gak bisa Bella. Pesanan bajunya itu dua," ucap Ira lantang. "Dua? Kok?" tanya Bella bingung. "Iya dua. Besok malam acara ulang tahun kamu. Lusa, kamu dan Aga akan menikah," ucap Ira begitu membuat Bella terkejut. "Apa? Menikah? Secepat itu? Katanya nanti -nanti. Tidak buru -buru," ucap Bella kesal. "Ini kemauan Opa. Kalau kamu tidak mau dan tidak setuju. Kamu bisa telepon Opa dari sekarang biar acara ulang tahun kamu juga batal," ucap Ira pada Bella. "Dihh ... Kok gitu sih, Ma. Undangan acara ulang tahun Bella udah disebar kemarin. Gak mungkin dibatalkan. Bisa -bisa Bella dibully sama anak -anak satu angkatan," ucap Bella mulai resah. "Ya sudah. Kamu pergi sama Aga. Tuh, Aga dari tadi udah nungguin kamu. Gak malu dilihat Aga, kamu berdebat sama Mama kayak begini," ucap Ira mengingatkan. Bella melirik ke arah Aga yang hanya tersenyum dan menatap Bella lekat. "Ya udah. Tunggu dulu. bella ganti baju dulu," ucap Bella dengan cepat. "Gitu dong. Itu baru anak Mama," ucap Ira memuji karena Bella mau menurut padanya. Bella segera naik ke lantai dua menuju kamar tidurnya dan ia merebahkan tubuhnya sebentar sambil memejamkan kedua matanya. "Menikah? Lusa? Gila ... Ini ide gila," umpat Bella kesal. Bella segera berdiri dan melepaskan seragamnya lalu diletakkan dikeranjang cucian kotor. Bella memilih pakaian yang pantas untuk pergi bersama Aga. "Kayaknya sengaja pakai baju terbuka aja biar Pak Aga malu dan membatalkan pernikahan ini. Gila aja, masih SMA sudah udah nikah. Terus satu sekolah tahu? OMG, gak tahu deh apa yang terjadi sama Bella nanti," ucap Bella pada dirinya sendiri sambil menarik baju dari dalam lemari. Bella meihat dandanannya didepan cermin. Rambutnya yang panjang sengaja di gerai dan bibirnya dipoles liptint berwarna pink. Tak lupa parfum kesukaannya ikut disemprotkan dibeberapa bagian tubuhnya. Kali ini, outfit Bella cukup simpel dan terlihat seksi. Rok pendek berwarna putih yang sedikit menerawang ditambah tank top hitam dan ditambah jaket rajut oversize. Lucu dan terlihat mungil. "Cantik paripurna," ucap Bella tertawa sendiri lalu mengambil tas slempang kecil yang di slempangkan ke samping. Bella kembali turun dan duduk disamping Ira. Ira melirik ke arah Bella yang terlihat berbeda hari ini. "Hemmm ... Cantik amat yang mau nge -date?" goda Ira pada Bella. "Hisss ... Apaan sih. Naju begini lagi model, Ma," jawab Bella singkat. "Sidah siap? Yuk berangkat sekarang. Takut hujan," titah Aga ikut angkat bicara. "Iya mending sekarang. Titip Bella ya, Nak Aga. Bella agak sembrono," pinta Ira pada Aga. "Iya Ma. Aga pasti jagain Bella," ucap Aga dengan senyum pasti. "Ma ... Bella berangkat dulu," ucap Bella berpamitan lalu berjalan keluar dari rumah. Aga sudah membukakan pintu mobil untuk Bella. "Silahkan," ucap Aga lirih. Bella menatap Aga denagn senyum tulus itu hanya mengangguk kecil dan masuk ke dalam mobil. Ini kedua kalinya Bella pergi bersama Aga. Sifat dan sikap Aga berbanding terbalik saat berada di sekolah. Aga menjadi lebih lembut, ramah dan begitu perhatian. Berbeda jia Aga berada di sekolah. Ia tampak ketus, garang, galak dan menyebalkan. Aga sudah masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman. Aga melirik Bella yang tak memakai sabuk pengaman. "Sabuk pengamannya dipakai," titah Aga pelan. "Ehhh ... Iya," jawab Bella gugup lalu memasang sabuk pengaman ditubuhnya. Bella sekilas melirik Aga yang terlihat sangat cuek lalu memasang musik kesukaan Bella. "Kita makan dulu. Mau makan apa?" tanya Aga pada Bella. "Apa aja," jawab Bella singkat sambil melirik ke arah kiri dan menggigit bibirnya. Kenapa Bella harus deg -degan begini. Kenapa jantungnay tak mau berhenti berdetak cepat. Ada apa ini? Mobil terus melaju dengan cepat membawa kedua insan itu menuju salah satu tempat makan yang istimewa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD