Pagi ini Naya bangun lebih dulu. Aku tak melihatnya di ranjang, di kamar mandi pun tak ada. Ketika aku keluar, ternyata dia sedang berenang di kolam renang kecil yang ada di teras belakang. Aku berdiri di dekat pintu, sengaja diam saja mengamatinya dari kejauhan. Aku tersenyum melihat Naya yang berenang ke sana-kemari dengan ritme pelan. Kulitnya yang putih kontras dengan baju renangnya yang hitam pekat. “Eh, Mas Iqbal? Sejak kapan di situ?” tanyanya setelah menyadari keberadaanku. “Belum lama. Belum ada lima menit.” Aku mendekat, lalu membantunya duduk di tepi kolam renang. “Tumben, kamu renang pagi-pagi?” “Pengen aja. Tadi waktu aku bangun, matahari udah lumayan tinggi. Suhu udara juga udah naik, jadi aku mutusin buat renang. Biar gerak tipis-tipis.” Naya meringis, menunjukkan dere