64. Tamu Spesial

2418 Words

Naya’s POV Tak ada bosannya aku menatap putri kecilku yang terlelap. Dia tak terganggu sama sekali dengan suara-suara di sekitar. Bahkan ketika Mas Iqbal tak sengaja menjatuhkan beberapa buku, dia tetap tidak bangun. Tidurnya sangat lelap dan tenang. Aku merasa kabahagiaanku lengkap setelah melahirkannya. Bagaimana tidak, aku sudah mendambakan anak sejak awal menikah. Lebih dari itu, yang lebih harus kusyukuri lagi adalah anakku lahir dengan selamat, sehat, dan sangat cantik. Aku mungkin akan sering memujinya. Dia anakku, karena itulah dia adalah anak tercantik di dunia. Ingin menganggapku hiperbola? Silakan. Ibu mana pun bebas memuji anaknya sesuka hati. “Nay, ini minumnya ...” Mas Iqbal datang membawa satu gelas air putih yang tadi sempat kuminta. “Makasih, Mas.” Hari sudah ma

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD