“Cuma kita kayaknya, Nay, bulan madu tapi malah nonton film di kamar.” Naya yang tadinya fokus menatap TV, seketika mendongak menatapku. Dia meringis, lalu menoleh ke luar jendela. Senyumnya terbit. “Memangnya kita mau ngapain di luar? Orang lagi hujan juga, Mas. Misal enggak hujan pun, hari ini aku lagi enggak mau keluar. Atau minimal sore, deh.” “Ya udah, iya. Pokoknya selama di sini aku ikut apa maumu.” Naya menegakkan badannya sejenak, lalu mencium pipi kiriku. “Siap!” Sedari tadi Naya duduk di depanku. Kami stay di atas tempat tidur. Aku bersandar pada kepala ranjang, sementara dia menyandar padaku. Dia memangku satu toples cemilan untuk menemani nonton kali ini. Sesekali tangannya terulur naik menyuapiku. Tidak masalah kalau agenda kami selama bulan madu berbeda jauh dari