Part 2

398 Words
Calista sampai dicaffe jam delapan karena dia harus bersih-bersih dan membereskan rumah dulu sebelum pergi. "Assalamualaikum"ucap Calista ketika sampai didepan meja kasir dan ada pegawainya yang sedang sibuk dengan uang. "Waalaikumsalam"jawab Rere, pegawai Calista dibagian kasir. "Gimana caffenya Re?"tanya Calista. "Alhamdulillah ramai seperti biasa bu"jawab Rere seraya tersenyum ramah kepada bossnya. Calista mengangguk. "Tolong antarkan teh sama cheesecake keruangan saya"pinta Calista dibarengi dengan senyuman yang selalu membuat pegawainya merasa dihargai. "Baik bu"ucap Rere lalu mengangguk. Calista naik kelantai dua dimana ruangannya berada untuk mengecek usahanya ini. Tok...tok...tok "Masuk" "Permisi bu ini pesanannya"salah satu waiters mengantar pesanan Calista dibarengi dengan senyuman. "Oh iya taruh disini dan terima kasih ya"Calista menunjuk tempak kosong dimeja dengan dagunya karena tangannya sibuk menari dengan lincah diatas keyboard. Setelah meletakkan pesanan sang boss, waiters itu permisi pamit keluar untuk melanjutkan pekerjaannya dan meninggalkan Calista yang masih sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya. ** Pukul 17:00 Calista baru sampai rumah karena banyak kerjaan yang harus ia kerjakan, dan ia belum memasak makanan untuk Keanu. Walaupun tidak pernah disentuh oleh Keanu. Calista masuk rumah dengan tergesa-gesa dan melihat adegan menjijikkan sekaligus membuatnya sakit hati yaitu Keanu sedang berciuman dengan Sarah didepan TV. Tanpa memperdulikan Calista mereka berdua tetap berciuman seakan-akan tidak ada orang lain disitu. Calista tidak kuat lagi melihat itu, ia lari kekamarnya dilantai dua dengan air mata mengalir deras dikedua pipinya.     Calista mengunci pintu kamarnya dan terduduk lemas di bawah pintu. Calista menangis, meraung dan memukul-mukul dadanya berharap sakit hatinya hilang tapi semua itu percuma karena tak berefek apa-apa. 'Apa salah dan dosa Hamba Ya Allah?kenapa rasanya sakit sekali hingga membuatku susah bernafas?apa Hamba belum jadi istri yang baik?jika ia tidak mencintai Hamba setidaknya ia menghargai Hamba sebagai istrinya. Sampai kapan Hamba merasakan ini Ya Allah, Hamba tak sanggup lagi. ' batin Calista berteriak mengungkapkan segala apa yang ia rasakan dengan air mata yang tetap mengalir deras. Calist meletakkan wajahnya dikedua lututnya dan menangis sesegukkan. Setelah lelah menangis, Calista bangun dan merebahkan tubuhnya dia queen size bed miliknya. 'untuk saat ini biarkan Hamba menikmati sakit hati ini Ya Allah, untuk saat ini biarkan Hamba menangisi apa yang terjadi. Dan berikan Hamba kesabaran, keikhlasan dan ketegaran untuk hari esok.'do'a Calista dalam hati sebelum terlelap tetap dengan air mata yang mengalir dikedua pipi. Ya, Calista menangis sambil tertidur atau tertidur sambil menangis?entahlah, yang diharapkan Calista tidak ada air mata kesedihan untuk besok. Dan besok ia akan menjadi Calista yang kuat dengan masalah yang ada walaupun hatinya hancur berkeping-keping akibat suaminya. Calista yang kuat dan murah senyum walaupun hatinya menyimpan ribuan luka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD