bc

Unspoken Truth, Jejak Masa Lalu

book_age18+
1.1K
FOLLOW
15.4K
READ
family
HE
pregnant
kickass heroine
drama
tragedy
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Edo dan Tiara, terpaksa menikah muda setelah kejadian di malam perpisahan itu mengakibatkan Tiara hamil.

Pernikahan dini yang tidak direncanakan dengan usia yang masih sangat labil membuat pernikahan tersebut seperti neraka untuk keduanya.

Edo berasal dari keluarga mapan, harus mengubur mimpinya setelah menikah karena tanggung jawabnya sebagai suami sekaligus calon ayah. Tidak hanya Edo, Tiara pun terpaksa mengubur dalam-dalam cita-citanya menjadi seorang desainer interior ternama.

Menjalani rumah tangga tanpa kesiapan mental maupun finansial, membuat keduanya kerap terlibat cekcok. Sampai suatu hari, Edo dan Tiara menyadari bahwa calon anak mereka memiliki kelainan. Beberapa pihak keluarga, khususnya keluar Edo menyarankan untuk menggugurkan saja, mengingat janin tidak berkembang dengan sempurna dan keduanya bisa kembali melanjutkan hidup dan mengejar cita-cita.

Awalnya Tiara yakin, mereka bisa melewati kenyataan itu bersama dan tetap akan membesarkan anak mereka apapun yang terjadi, sampai akhirnya Tiara dikejutkan dengan keputusan Edo untuk berpisah.

Enam tahun berlalu, keduanya kembali dipertemukan dengan situasi yang sangat canggung. Yakni Tiara bertugas menjadi WO untuk pernikahan Edo dengan kekasihnya Rima.

Ditunjuk sebagai orang yang bisa mewujudkan pernikahan impian, padahal lelaki itu sudah terlebih dulu menghancurkan hidupnya.

Perpisahan memang selalu meninggalkan luka mendalam, begitu juga yang dirasakan Tiara selama ini. Membesarkan anak seorang diri karena ia lebih memilih untuk mempertahankannya sejak awal sampai akhirnya malaikat kecil itu lahir ke dunia ini tanpa merasakan sedikitpun kasih sayang dari sang ayah, yang ternyata sudah melanjutkan hidup dengan baik bahkan akan segera memulai kehidupan baru dengan wanita lain. Tiara dilanda kekecewaan yang begitu besar dan semakin membenci Edo.

Namun apa jadinya jika selama ini Edo tidak pernah tahu bahwa Tiara berhasil melahirkan buah hati mereka?

Atau mungkin saja diam-diam Edo pun masih menyimpan rasa cinta untuk Tiara?

***

“Akan kubuat pernikahan impian yang kamu mau, meskipun dulu kamu pernah menghancurkan seluruh mimpiku.” Tiara Novelita.

chap-preview
Free preview
1. Dia kembali
Jalanan ibu kota masih sangat padat mengingat banyak para warga sekitar yang menghabiskan sisa libur akhir tahun di beberapa titik, di kawasan hiburan Jakarta. Tidak hanya warga setempat saja, tapi ada banyak warga dari berbagai daerah yang juga ingin menghabiskan waktu berlibur mereka di Jakarta. Bagi sebagian orang, Jakarta adalah kota yang menarik, tapi bagi Tiara yang sudah menetap sejak lahir, Jakarta adalah macet. Hanya itu yang bisa dideskripsikan Tiara. “Ngantuk?” Tanya Tiara pada gadis kecil di sampingnya. Si anak mengangguk, dengan mata sayu, sementara mulutnya penuh makanan. “Mbak, tolong bantu Davina. Kayaknya udah ngantuk.” Ucapnya, pada wanita di jok belakang, yang berstatus sebagai pengasuh Davina. Imas namanya. “Baik, Bu.” Mobil menepi, Imas lantas mengganti posisinya yang semula ada di jok belakang, beralih ke jok depan. “Kasih dulu minum,” ucapnya lagi, saat melihat mulut Davina penuh makanan. Imas memberikan minum dengan perlahan, tapi hanya sedikit yang mampu ditelan Davina, gadis kecil itu sudah terlalu mengantuk. Therapy yang dijalaninya seminggu sekali kerap membuat anak kecil itu lelah, tidak jarang ia menangis dan berontak sampai akhirnya ia tertidur akibat terlalu lelah. Davina lahir prematur, sejak dalam kandungan pertumbuhannya sedikit terlambat, mungkin karena saat itu Tiara mengandung di usia yang masih sangat muda atau mungkin juga karena banyak hal yang membuatnya tertekan, hingga kehamilan yang seharusnya dijalani dengan bahagia, justru terjadi sebaliknya. Perjalanan dari Rumah sakit menuju rumah yang seharusnya ditempuh selama dua puluh menit berlangsung lebih lama. Kemacetan di beberapa titik disertai hujan membuat perjalanan semakin lama saja. Itulah mengapa Tiara menyebut Jakarta adalah kemacetan. Tapi kemacetan kali ini jauh lebih parah, mobilnya nyaris tidak bisa bergerak sedikitpun, padahal jarak menuju rumah tinggal sedikit lagi. “Ada apa, Pak? Kenapa macet banget?” Tiara membuka kaca, bertanya pada seorang lelaki paruh baya yang terlihat berlalu lalang menertibkan lalu lintas. “Tabrakan di depan sana, Bu.” jawabnya. “Sepasang anak muda jatuh dari motor, kaki ceweknya patah.” Lanjutnya. “Ya ampun, kasihan sekali.” Yang awalnya ingin mengumpat karena kemacetan yang tidak kunjung mereda, tapi setelah tahu alasannya, tentu saja Tiara merasa kasihan juga. “Kayaknya pasangan muda deh, Bu. Tuh lihat.” Imas menunjuk ke arah samping dimana banyak orang berkerumun, disana terlihat seorang wanita muda tergeletak sementara seorang lelaki muda menangis tepat di sampingnya. “Kayaknya mereka pacaran, nggak mungkin kakak adik,” ucap Imas lagi, sementara Tiara hanya memperhatikan. “Anak-anak jaman sekarang kalau pacaran udah kayak yakin bakal dinikahin, mesranya ngalahin orang dewasa.” Imas terkekeh. “Kamu nyindir saya?” Tanya Tiara dengan tatapan jahil. “Nggak! Saya nggak bermaksud nyindir Ibu, sumpah deh!” Tiara terkekeh saja. “Namanya juga masih muda, pasti lupa segalanya kalau lagi jatuh cinta.” Ucapannya bukan hanya sekedar isapan jempol semata, atau mengutip dari kata-kata mutiara yang kerap berseliweran di media sosial. Tiara mengatakan hal terebut karena ia pun pernah merasakannya, dimana perasaan menggebu saat muda membutakan logika hingga kesalahan fatal itu terjadi, dan menyisakan sesal sampai detik ini. Tiara menghela lemah, mengapa ia kembali teringat kejadian waktu itu? Kejadian yang menghasilkan Davina sekaligus trauma dalam hidupnya. Enam tahun lalu,,, Menjelang kelulusan, Tiara dan beberapa teman lainnya merencanakan pesta perpisahan di sebuah cafe. Untuk merayakan kelulusan dan memulai memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi, mereka sepakat untuk merayakannya termasuk Tiara dan Edo, kekasihnya. Mereka berdua sudah berpacaran sejak di kelas dua menengah atas. Hubungan yang terjalin sudah lama dan keduanya saling mencintai. Gelora cinta yang begitu menggebu di masa putih abu-abu, membuat keduanya merasa kekuatan cinta keduanya amat sangat besar bahkan meyakininya bahwa hubungan itu akan bertahan sampai ke jenjang pernikahan. “Jadi, ambil jurusan dokter?” Tanya Tiara, saat berduaan bersama Edo. Keduanya memilih tempat yang sedikit sepi, sementara teman-teman yang lain berpesta di dalam cafe. “Kayaknya jadi. Kamu?” Edo balik bertanya. “Aku suka desain, mungkin mau ambil jurusan desainer atau desain interior, ambil salah satunya aja.” Tiara sangat menyukai desain, dari mulai desain interior atau desain pakaian tapi ia harus memilih salah satunya. “Kita bakal susah ketemu nanti, soalnya beda kampus.” Edo mengusap puncak kepala Tiara. “Iya, tapi masih bisa komunikasi setiap hari, kan?” “Bener.” Merasa akan berpisah setelah kelulusan karena nantinya mereka akan melanjutkan pendidikan di universitas yang berbeda, keduanya pun memutuskan untuk berduaan mengobati rindu yang mungkin akan di rasakannya nanti, setelah sama-sama sibuk. Namun, mereka tidak menyadari bahwa gairah yang mulai terpancing dan sulit dikendalikan itu mulai membakar keduanya. Mereka mencari tempat yang lebih sepi, dan dengan segala bujuk rayu Edo, Tiara pun luluh dan di malam kelulusan itu Tiara menyerahkan kehormatannya. Dua remaja yang baru saja lulus sekolah menengah pertama, tapi mereka justru mengawalinya dengan sebuah kesalahan akibat terlalu menuruti nafsu. Keputusan yang disesali Tiara, dimana pada akhirnya ia harus menanggung semuanya sendiri. Sementara Edo bisa tetap melanjutkan pendidikannya, tapi Tiara justru tidak bisa karena setelah kejadian hari itu, ia hamil.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Terjebak Asmara Majikan

read
10.6K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
18.0K
bc

Revenge

read
32.5K
bc

Oh, My Boss

read
384.8K
bc

Beautiful Pain

read
12.5K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
29.1K
bc

The CEO's Little Wife

read
671.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook