Hari ini ada yang berbeda dari Nurul. Senyumnya secerah langit yang kini tampak penuh dengan awan yang menggulung indah. Wajahnya pun bercahaya dengan kilat mata yang menampilkan bahagia tak terkira. Semua karyawan butiknya mendapat sapaan ramah yang berkali-kali lipat. Belum lagi, tak seperti biasanya, pagi-pagi Nurul sudah membawakan bingkisan sarapan dan segelas cup coffe dari restoran ternama. Bahkan saat masuk ke dalam butik pun ia berdendang sambil berjalan. Biasanya kalau pemilik butik seperti ini, karyawan Nurul hanya menduga bos ini dapat tender besar. Baru saja Nurul duduk meletakkan tasnya di meja, ponselnya berbunyi. Senyumnya kembali mengembang ketika melihat siapa yang menelpon. Ada tulisan calon suami di layar ponsel. Apakah Nurul selebay itu? Tentu saja bukan. Itu