Nyaris dua minggu sudah Pras menghabiskan waktu berdua bersama Nurul di dalam rumah. Sekalipun keduanya tidak keluar rumah, mereka tetap memonitor pekerjaan dari rumah. Jika Nurul sibuk di dapur, Pasti Pras sibuk di ruang kerjanya.
Seperti hari ini, Nurul membuat kue untuk Pras.
“Sayang, sudah jadi kuenya.”
Hanya sebuah brownies rasa coklat yang meleleh ketika digigit.
Nurul masuk ke dalam ruangan dan melihat Pras yang sibuk dengan laptop diatas meja.
Ia menghampiri suaminya dan meletakkan sepiring potongan brownis di atas meja.
“Eh tunggu.”
Pras memundurkan kursinya.
“Sini sayang,” titahnya sambil menepuk pahanya.
“Apa?”
“Duduk sini.” Pras menunjuk lagi ke pahanya.
“Dipangku kamu gitu?” Nurul bingung.
“Hmmm, suapi aku sambil duduk disini.”
Nurul menganga.
“Pras apa-apaan sih
