Rena membuka pintu di hadapannya. Sepertinya kesabarannya sudah habis. Sejak kemarin ia menelpon anak dan menantunya yang baru saja sah menjadi sepasang pengantin ini, tapi tak satu pun dijawab. Ini sudah hari kedua. Ia khawatir tingkat tinggi. Walau pun Maudy mengatakan. "Ma, mereka mungkin sedang tak ingin diganggu." "Ya tapi ini sudah hari kedua. Masa gak juga diangkat teleponnya? Mama takut mereka dehidrasi." Maudy menganga mendengar penuturan sang Mama. Seolah mereka tinggal di hutan saja. Tapi akhirnya Maudy membiarkan Mamanya datang ke rumah Pras. Rena geleng kepala, begitu membuka pintu utama. Pasalnya kelopak mawar memang belum dibersihkan. Ya iyalah, masa Pras dan Nurul yang bersihkan! Seperti tidak ada kerjaan saja. Memang gak capek! Mereka kan sedang menikmati kerjaan