SISILIA tersenyum geli mendengar nama panggilan itu. Dia menatap ke dalam mata biru Edward. Bagaimana pria ini bisa tahu nama panggilan itu? “Merah?” Sisilia agak heran, tetapi dia menjaga senyum tetap menghiasi wajahnya. Edward melonggarkan dekapannya lalu menoleh ke arah lain untuk menghindari tatapan wanita itu. “Aku berpikir kau akan tampak sangat memesona dalam gaun merah. Kau tahu, gaun pengantin tradisional Tionghoa berwarna merah.” “Oh ….” Edward menoleh pada Sisilia lagi. “Setelah urusan dengan Ambrosio selesai, aku ingin kita segera menikah,” katanya dengan tatapan lembut berbinar-binar. Sisilia jadi kikuk dibuatnya. “Itu .... Bukankah sangat terburu-buru untuk menikah? Aku rasa aku belum siap.” “Siap atau tidak, kita harus melakukannya untuk memantapkan posisimu di klanku