PAGI tiba. Sisilia membuka lebar matanya. Entah berapa lama dia tertidur, yang jelas dia merasa lega melihat mentari pagi hari. Dia menuju jendela dan membuka tirai. Sinar matahari menyeruak masuk ke dalam kamarnya di kondo pulau kecil itu. Hari baru, semangat baru! Dia menarik napas dalam dan mengembuskannya kuat. Otaknya harus mulai bekerja keras lagi. Terdengar suara ketukan di pintu kamarnya. “Săozi, kau sudah bangun?!” teriak Louis Lau dari luar kamar. “Aku akan segera keluar!” sahut Sisilia. Dia bergegas mandi, lalu mengenakan terusan longgar berwarna biru tua, terusan yang dikenakannya saat penculikan. Dilapisinya dengan blazer selutut warna hitam untuk menyembunyikan perutnya. Rambutnya dibiarkan tergerai. Dia lalu keluar kamar sambil menenteng jas lab. Makan pagi sudah siap di