MALAM sudah larut. Sisilia perlu istirahat karena kehamilannya. Ia harus istirahat untuk meredam stressnya. Namun rasa khawatir berdesir dalam hatinya. Bagaimana jika mereka melakukan sesuatu pada Ambrosio di saat dia tidak ada? Sisilia berdiri menyandar pada meja panjang tempat dia mengemas hasil akhir produksinya. Dia mengetuk-ngetukkan pulpen ke permukaan meja. Dia berpikir keras. Ambrosio digiring di bawah todongan senjata oleh seorang anak buah Louis Lau. Pria itu baru saja dibawa dari toilet. Ia tampak baik-baik saja, meskipun tubuh dan wajahnya bengkak, merah biru bekas pukulan. Ia diberi makan dan minum ala kadarnya, karena pria itu sendiri yang menolak makan dan minum. Pria itu didudukkan lagi dan diikat di kursi. Dua pria bersenjata api duduk di samping Ambrosio, menjaga pria