Semakin Jatuh

1069 Words

Di ruang tamu yang remang-remang, Farah melangkah masuk dengan langkah berat setelah seharian bekerja di kafe. Jam dinding berdetak pelan, menunjukkan pukul sebelas malam. Ia meletakkan tas kerjanya di sofa, menghela napas panjang. Hatinya bergejolak antara rasa lelah dan rasa bersalah. “Haah!” ia menggerutu sambil melihat ke arah jam. “Kenapa Tante Rami selalu saja bilang untuk tidak bekerja? Seharusnya dia mengerti aku perlu ini.” Belum sempat ia beranjak, suara berat Om Maven memecah keheningan. “Farah, kamu baru pulang?” Farah terperanjat, wajahnya memerah. “Eh... iya, Om. Baru saja,” jawabnya sambil tersenyum canggung. Ia berusaha menutupi rasa lelahnya dengan sedikit kebohongan. Maven mendekat, tatapannya tajam dan dingin. “Kamu terlihat lelah,” ujarnya sambil mengamati Farah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD