24~BC

1853 Words

“Bias bilang, kamu minta dia ngurus balik nama sertifikat rumah.” Setelah sekian lama tidak bicara santai dengan sang kakak, Cinta merasa ada kecanggungan yang luar biasa. Padahal, dahulu kala semuanya terasa begitu akrab, tidak berjarak. Namun, sekarang sungguh terasa berbeda. Begitu asing, begitu jauh. “Iya.” Altaf mengangguk. Rasanya sudah begitu lama ia tidak bicara setenang ini dengan adiknya. “Katanya minggu depan selesai.” “Pak Kiano tau?” “Cinta, dia itu papamu, papa kita.” “Apa dia tau?” Cinta tetap enggan menyebut pria itu dengan sebutan papa. “Dia setuju balik nama sertifikat itu? Apa Briana juga tau?” “Mereka nggak tau.” “Pantas.” Cinta tersenyum pahit. Ternyata, semua dilakukan secara diam-diam. “Kenapa kamu nggak ngasih tau mereka?” Altaf diam. Bukan tidak mau menjawa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD