23~BC

1421 Words

Cinta membuka pintu dengan perlahan. Memasuki kamar yang lampunya ternyata masih menyala. Padahal, Cinta baru tiba di rumah jelang tengah malam. “Jam segini baru pulang,” sindir Bias tanpa basa-basi, setelah melihat jam dinding di kamarnya. Cinta memilih untuk tidak berkomentar apa pun. Ia langsung masuk ke walk in closet, tempat di mana wilayahnya selama ini berada. Menutup pintunya, lalu duduk berselonjor dengan bersandar pada kabinet island. Cinta menatap deretan kecil gantungan baju miliknya dan memikirkan banyak hal. Rencana yang telah disusunnya selama ini, ternyata belum cukup sempurna. Pintu walk in closet bergeser, Cinta menoleh pelan pada Bias yang berdiri di hadapannya. “Jangan men–” “Jangan sekarang, Bi,” pinta Cinta berujar datar dan memberi tatapan tajam pada Bias. “Tut

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD