Ibu Dini menghela napas panjang sekaligus dalam. Kedua matanya menatap lelah Ayana. Belum ada satu jam masuk ke kamar, menantunya itu sudah melangkah ke luar menuruni anak tangga. Atlantis yang memimpin langkah, membawakan tas Ayana. Sesekali, Atlantis yang akan fokus ke layar ponsel, juga menoleh memastikan Ayana. Khususnya, langkah Ayana yang akan Atlantis kontrol. Ayana tengah memakai anting serta gelang emas putih tidak begitu besar. Beres memasang semua itu, Ayana lanjut menyisir rambutnya yang masih belum sepenuhnya kering. “Kalian mau ke mana lagi? Enggak mau istirahat di rumah saja? Mama yang lihat saja capek.” Ibu Dini sengaja membuka obrolan. Ibu Dini sengaja menghampiri Ayana dan Atlantis, tepat di depan anak tangga lantai bawah keberadaannya. Ia agak berjinjit dan menyisir