58. Jadi Sering Nahan Senyum

1546 Words

Titian pikir, Langit akan sigap mengamankannya. Titian pikir, Langit yang selama ini bucin kepadanya, akan langsung memarahi Ayana. Sebab Ayana sudah berani mengguyurnya menggunakan air es, sebelum akhirnya justru menginjak punggung berikut kepalanya. Namun ternyata, dugaan Titian salah. Sebab, Langit yang diam berdiri di hadapannya justru sibuk mengawasi Ayana. “Ayana ... ayo kita pergi. Sia-sia kita di sini,” ucap Langit. “Kamu Langit, apa Atlantis?” sergah Titian masih meringkuk di hadapan Langit. Ia sampai menengadah hanya untuk menatap Langit yang tetap berdiri tanpa mengimbanginya. Belum juga mendapatkan balasan, Titian justru dikejutkan dengan sepak kaki kanan Ayana mengenai kepalanya. Tak hanya itu, kaki kiri Ayana juga menginjak punggung Titian. Dengan kata lain, sudah dua k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD