Laura sedang merapikan meja makan ketika suara deru mobil terdengar dari luar. Langkahnya langsung terhenti, jantungnya berdebar lebih cepat. Ia menoleh ke arah pintu depan, matanya menatap cemas.
Mobil hitam elegan itu berhenti dengan sempurna di halaman rumah. Seorang pria berbaju hitam segera keluar dari kursi pengemudi, bergegas membukakan pintu belakang dengan penuh hormat. Dari dalam mobil, seorang wanita turun dengan anggun, mengenakan setelan formal yang mahal, rambutnya disanggul rapi, dan wajahnya menunjukkan ekspresi yang sulit ditebak.
Laisa.
Ibu mertua Laura.
Laura menelan ludah. Ia buru-buru mengusap kedua tangannya ke apron yang dikenakannya, memastikan tidak ada noda tepung atau kotoran di sana. Ia tahu, Laisa adalah tipe wanita yang sangat perfeksionis dan tida
