"Sudah, Yang. Jangan diambil hati. Dia juga tadi sudah minta maaf." Sadewa mengelus bahu sang istri. Mereka sudah berada di kamar sebab karyawan kantor yang berkunjung sudah berpamitan pulang. Mood Ayuna belum juga membaik. Perkataan salah satu dari mereka sangat menyinggungnya. "Dia orangnya memang agak ceplas-ceplos. Nanti Mas akan menegurnya supaya tidak bicara sembarangan lagi pada siapapun. Sudah, ya. Mas gak suka kamu murung begini." Ayuna mengangguk lemah, meski hatinya masih dongkol luar biasa. Kepercayaan dirinya sedang berada di titik terendah dan ia akan mudah tersinggung jika mendengar orang membicarakan perihal fisiknya yang berubah. Ketakutan akan Sadewa yang berpaling bukanlah tanpa alasan. Ia pernah merasakan bagaimana sakitnya dikhianati, dan tidak ingin kejadian yang

