Gara merasa kalau Anggia pergi ke taman luar, sudah agak lama. Sehingga ia menyusul untuk memastikan kalau gadis itu baik-baik saja. Tapi belum sempat ia melewati pintu untuk keluar rumah besar itu. Laura datang menemuinya. "Lho, udah mau pulang?" tanyanya, Gara menggeleng samar, dengan sesekali melihat ke arah luar taman rumahnya Laura. "Gue nyari Anggia, lo lihat enggak?" Seketika wajah cantik Laura terlihat merenggut, ia tentu saja tidak senang melihat laki-laki tampan yang disukainya itu malah menanyakan gadis lain di depan matanya. Andai saja yang ditanyakan Gara saat ini adalah dirinya. Mungkin Laura tidak akan se-sesak itu. Tapi tidak bisa Laura mengikuti hatinya. Ia tidak boleh terlihat cemburu atau terlihat tidak suka di depan matanya. Laura ingin Gara tetap nyaman bersama dir