"Perempuan itu benar-benar sialan!" Umpat Danisa dengan wajah memerah menahan kesal. "Tapi dia cantik," balas Elea pelan. "Seharusnya tadi tuh kita keroyok aja. Tanganku gatel banget pengen mukul!" Elea hanya tersenyum samar, ia hanya menjadi pendengar saja sesekali ia membalas umpatan Danisa pada Melody. Sejujurnya ia pun tidak kalah kesalnya dengan sikap Melody yang seolah merasa kesalahan hanya ada pada Elea. Namun sebenarnya kesalahan ada pada mereka bertiga, dan itu juga yang membuat Elea sebisa mungkin menahan emosinya ketika berhadapan langsung dengan Melody. Ia menyadari jika dirinya pun ikut bersalah dalam masalah yang kini tengah mereka hadapi bertiga. "Sekarang kita mau kemana? Jadi ambil baju dulu?" Tanya Danisa begitu mereka hendak melewati persimpangan jalan antara menu