Kebingungan Malvin

1042 Words
Malvin yang tadinya meting bersama klien melihat sekilas ke arah ponselnya yang berbunti, dia mengerutkan dahinya ketika melihat ternyata kartunya ada yang menggunakannya. Dia semakin terkejut ketika tau itu adalah kartu yang diberikan kepada Clara, namun anehnya, kartu itu digunakan bahkan hampir mencapai total satu miliar. Malvin mengabaikannya sebentar sampai dia selesai meting "Hans, cari tau siapa yang menggunakan kartu Clara," ucap Malvin kepada asisten pribadinya yamg membuat dia mengerti. Sedangkan Clara baru pulang saat hari hampir sore. Bahkan dia juga mengganti model rambutnya dan benar-benar perawatan sehingga wajahnya lebih fress. "Clara?" Sapa Marcus yang bertemu dengan wanita asing di depan rumahnya, bertepatan dengan dirinya yang baru datang dari luar kota, dia melihat dengan seksama dan ternyata wanita asing itu adalah menantunya, dia terlihat berbeda dan bahkan mengganti gaya rambut dan pakaiannya. Merasa dipanggil, Clara menoleh dan mengingat pria paruh baya namun masih terlihat tampan ini. "Hai, Dad." Sapa Clara yang tau jika pria yang di depannya ini adalah mertuanya. Marcus benar-benar terkejut, bahkan nada bicara Clara pun berubah. "Clara." Panggil Astrid yang juga terkejut meihat menantunya berubah drastis, dia bahkan tadinya ingin menghajar wanita yang mengobrol dengan suaminya di depan dan ternyata adalah menantunya sendiri. "Oh astaga!" Lirih Astrid terbengong menantunya berubah benar-benar cantik. Dia tadi audah mendengar dari pelayan pribadi menantunya ini jika Clara keluar dengan supir, dia juga mengatakan jika Clara sedikit aneh, apalagi saat ada banyak belanjaan di kirim ke rumahnya atas nama Clara, selama satu tahun emnikah dengan Malvin, Clara sama sekali tidak pernah menggunakan uang Malvin, padahal dia sering kali memaksanya dan sering mengajaknya berbelanja, dia mau tapi sangat jarang mau dibelikan baju dan beralasan jika bajunya sudah banyak. "Bagaimana penampilan baruku, Mom." Ucap Clara yang sebenarnya menahan tawanya ketika melihat mertuanya seperti bingung. "Kau sangat cantik dan menawan, Sayang. Tapi kenapa tiba-tiba?" Tanya Astrid. "Sudah waktunya aku berubah untuk menaklukkan pria kulkas itu, Mom. Jika dia belum terpesona dengan kecantikanku, sepertinya dia harus pergi ke dokter mata." Ucap Clara yang membuat keduanya terbengong namun terkekeh. "Kenapa tidak dari dulu? Mommy sangat senang melihatmu seperti ini. Lanjutkan saja, mommy mendukungmu." Ucap Astrid. "Mommy tidak marah jika aku menghabiskan uang putramu, kan?" Ucap Calara karena dia tadi benar-benar belanja habis-habisan. "Tidak, habiskan saja! Semua milik Malvin juga milikmu, lagi pula belanjamu kurang banyak." Ucap Astrid yang membuat Clara tertawa, "Aku tadi juga berfikir seperti itu, tapi aku akan melanjutkannya besok." Ucap Calara yang membuat Astrid semakin terkekeh meskipun merasa heran. "Baiklah, aku pergi ke kamar dulu, Mom. Dad." Ucap Clara yang di angguki oleh mereka. "Sayang, apa kau yang mengajarkannya? Baru dua hari aku meninggalkan rumah ini, tapi aku sangat terkejut dengan perubahannya, ini benar-benar sangat drastis." Ucap Marcus. "Aku dulu sudah pernah mengajarinya, aku meminta dia merubah dirinya, dia terlalu polos dan lugu, bahkan dia pemalu, untuk itu tidak ada kemajuan antara hubungannya dengan Malvin, aku bahkan hampir menyerah saat Clara masih tidak berubah, dia hanya berubah sedikit mendekati Malvin, tapi menurutku tetap terlihat kaku, tapi hari ini, entah kenapa aku merasa Clara sangat berbeda, kata Ida, keanehan itu mulai di saat ara terbangun dari tidurnya." Ucap Astrid yang memang tadi sempat berbicara dengan Ida. "Apa dia terbentur atau salah makan? Atau dia ada yang mempengaruhi? Maksutku mungkin ada orang lain yang mempengaruhi Clara sehingga dia menjadi berubah seperti ini," ucap Marcus. "Entahlah, tapi aku sedari kemaren di rumah, dan Clara tidak pernah keluar dari mansion, kau tau sendiri dia tidak pernah mau keluar dari mansion." Ucap Astrid yang membuat Marcus merasa aneh. "Kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh Clara untuk meluluhkan hati Malvin, sepertinya Clara berubah karena cemburu dengan Rania, untuk itu dia merubah penampilannya dan akhirnya ingin mengambil hati Malvin." Ucap Astrid yang mungkin saja memang karena kecemburuan. "Itu masuk akal, kalau begitu biarkan saja," ucap Marcus yang di angguki oleh Astrid ***** Malvin yang tau jika Clara belanja sangat banyak hari ini menjadi penasaran, karena selama ini dia sangat tau jika Clara tidak pernah menggunakan kartu yang di berikan olehnya. Malvin masuk ke dalam kamar Clara tanpa permisi karena memang biasanya dia selerti itu, Malvin mengerutkan dahinya ketika melihat Clara tidak ada di atas ranjangnya, pdahal biasanya hari-harinya selalu berada di atas ranjang dengan membaca buku. "Wah-wah, ada angin apa suamiku datang ke kamarku." Ucap Clara yang melihat Malvin masuk ke dalam kamarnya, dia masih mengingat di dalam mimpinya jika Malvin bahkan sangat jarang menemuinya di kamar Clara karena mereka pisah ranjang. Malvin sejujurnya terkejut melihat penampilan Clara dan gaya bicaranya, dia melihat Clara yang sepertinya habis mandi dan berganti baju dengan pakaian santai, namun pakaiannya sekarang sangat berbeda, penampilannya sangat feminim dan sedikit terbuka, dia bisa melihat Clara memakai kaos sedikit oversize dengan bawahan celana pendek, bahkan sangat pendek sehingga seperti tidak memakai celana. wajahnya juga terlihat lebih fress, dan terpenting sudah tidak ada kacamata yang bertengger di hidungnya. "Apa kau mendadak tuli?" Ucap Clara karena Malvin hanya diam saja, namun di dalam hatinya dia ingin sekali tertawa karena Malvin pasti bingung dengan perubahannya. "Jaga bicaramu." Tegur Malvin. "Bagaimana lagi, kau tiba-tiba tidak menjawab perkataanku." Ucap Clara mengedikkan kedua bahunya lalu berjalan untuk melihat ponselnya. Dia melihat setiap gerik tubuh Clara yang benar-benar berbeda bahkan dari jalannya. Dia malah seperti model dan tidak kaku saat berjalan. "Apa yang kau lakukan hari ini? Kau berbelanja sangat banyak." Ucap Malvin pada akhirnya. "Iya, aku berbelanja baju, tas, sepatu. Dama apalagi ya tadi, aku lupa." Ucap Clara dengan santai. "Jangan melewati batasanmu, Clara!" Ucap Malvin. "Kau suamiku, belanja seperti itu tidak akan membuatmu miskin kan? Kau sangat kaya, dan aku belum pernah sama sekali merasakan hasil kerjamu selama menjadi istrimu." Ucap Clara. Malvin hanya diam saja, dia benar-benar bingung, dia merasa ada yang aneh dengan Clara yang bahkan menjawab dan menentang perkataanya, pdahal sebelumnya Clara sama sekali tidak pernah menentangnya atau bahkan hanya sekedar menjawab perkataannya dengan asal. Apapun yang terjadi, dia selalu minta maaf kepada Malvin. Malvin tidak menjawab dan memilih untuk pergi dari sana. Tujuannya adalah bertanya kepada pelayan pribadi Clara dan menanyakan apa yang terjadi dengan Clara hati ini karena dia menjadi berubah seperti ini. Ini pertama kalinya dia sangat penasaran dengan Clara, padahal sebelumnya, dia bahkan sama sekali tidak pernah mau tau tentangnya, bahkan saat Clara sakit, Malvin sama sekali tidak mengunjunginya dan lebih memilih untuk sibuk diluar mansion.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD