Bukan Clara yang dulu

803 Words
"Katakan, apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Malvin dengan wajah dingin kepada pelayan pribadi Clara, wanita yang sudah satu tahun ini menjadi istrinya. "Saya juga tidak tau, Tuan. Saat terbangun, Nyonya Clara sudah sedikit aneh." Ucap Ida dengan jujur. "Apa dia sebelumnya bertemu dengan seseorang?" Tanya Malvin. "Tidak, Tuan. Nyonya Clara sangat jarang berinteraksi dengan orang lain kecuali keluarga sendiri." Malvin terdiam dengan penjelasan Ida dan akhirnya pergi dari sana. "Ada apa Malvin? Tumben sekali kau menginterogasi pelayan pribadi istrimu." Ucap Astrid yang sebenarnya kata-kata itu menggoda putranya. "Tidak ada, Mom!" ucap Malvin lalu pergi dari sana. "Cih, masih malu-malu, suatu saat kau pasti akan tersadar jika Clara memang sangat spesial." Gumam Astrid. Malvin yang tidak mau pusing akhirnya masuk ke dalam kamarnya. Dia membuka kemejanya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, namun saat keluar dari kamar mandi, Malvin melototkan matanya karena di kamarnya bahkan di atas ranjangnya ternyata ada Clara yang sedang menatapnya dan tersenyum padanya. "Berani sekali kau masuk ke dalam kamarku dan tidur di atas ranjangku." Ucap Malvin yang tentu saja marah dengan ketidaksopanan Clara. "Aku istrimu, seharusnya kita memang satu kamar satu ranjang kan?" Ucap Clara dengan santai. "Jangan pura-pura bodoh, kau sangat tau jika hubungan kita tidak baik-baik saja, pergi dari sini, atau aku akan menyeretmu." Ucap Malvin. "Aku tidak mau, jika tidak baik-baik saja seharusnya kau menceraikanku, kenapa kau masih mempertahankanku sampai satu tahun lamanya." Ucap Clara "Kau berlindung di belakang orang tuaku jika kau lupa." Ucap Malvin. "Benarkah?" Ucap Clara tersenyum miring. "Mulai sekarang aku tidak akan berlindung dibelakang Mommy dan Daddy, aku pasti bisa menaklukkanmu dengan caraku sendiri, Malvin Johnson." Ucap Clara lalu turun dari ranjang dan berjalan ke arah Malvin, Malvin sejujurnya terkejut karena Clara bahkan berani memakai baju tidur pendek. Setelah selama ini dia bahkan tidak pernah menggunakan baju yang terbuka. "Aku bukan Clara yang dulu, Suamiku. Kau harus tau jika aku adalah Clara Johnson, bukan Clara Brown lagi, jadi. Aku akan segera mendapatkan hatimu." Ucap Clara yang menyentuh sebentar tubuh suaminya yang sangat kekar, dia tersenyum miring lalu akhirnya pergi dari kamar Malvin. Kamar Clara memang bersebelahan dengan Malvin, untuk itu dia tidak berjalan jauh saat pergi dari kamarnya. "Astaga! Jika dari dekat, dia sangat menawan, tubuhnya sangat sek-si. Sepertinya aku tidak akan bisa tahan untuk tidak menggodanya." Gumam Clara yang menjadi heboh sendiri karena tadi melihat tubuh Malvin yang seketika membuat dia rasanya malah yang ingin memakannya. Clara tersenyum tipis namun merubah wajahnya menjadi sendu. "Aku melihatmu, aku melihat penderitaanmu, Clara. Sepertinya tuhan memang menginginkan aku membantu tubuh ini agar mendapatkan cintanya, yaitu cinta suaminya." Gumam Clara. Dia memejamkan matanya sejenak karena mengingat bagaimana Clara memberikan ingatan tentangnya delama ini di dalam keluarga ini, kedua mertuanya sangat menyayanginya, hanya saja dia tidak pernah mendapatkan perlakuan manis oleh suaminya, bahkan saat Clara sakit dan pernah keracunan pun, Malvin tidak pernah hanya sekedar menjenguknya. "Jika aku sudah membantu Clara mendapatkan suaminya, apa aku bisa kembali ke tubuh asliku? Aku merindukan Mommy dan Daddy, mereka pasti juga sangat hancur karena hanya aku anak yang mereka punya." Gumam Clara mengepalkan tangannya. Dia tadi melihat ponselnya dan ternyata kini dia berada dinegara sangat jauh dari negara aslinya, dia juga tadi melihat di internet jika keluarganya dalam keadaan berduka karena putri satu-satunya di keluarga mereka sedang koma. "Tubuh asliku koma, berarti aku masih hidup. Tapi ini sangat membingungkan." Gumam Clara. Dia masih tidak mengerti, jika dirinya berada di dalam tubuh Clara, lalu di mana jiwa Clara yang asli. "Aku harus mencari tau lagi." Gumamnya. Clara menghela nafas panjangnya lalu memutuskan untuk tidur dan akan mulai mencari tau besok. Sedangkan di kamar Malvin, dia sangat bingung dengan perubahan Clara, masalahnya perubahannya benar-benar drastis. Bukan hanya penampilan, tapi gaya bicara, berjalan, lengkuk tubuhnya benar-benar berubah, dan dia merasa penasaran dengan apa yamg sudah terjadi dengan Clara. "Siapa yang mengajarinya? Jika pun ada yang mengajarinya, dia tidak mungkin bisa berubah secepat itu, bahkan dulu dari jalannya saja membuat mataku sakit, tapi sekarang? Dia bahkan bisa berjalan seperti selayaknya model." Gumam Malvin. Dia terdiam sebentar lalu akhirnya mengambil laptopnya, tujuannya ingin melihat cctv mandionnya dan apa yang sudah dilakukan oleh Clara, Malvin hanya takut jika Clara sebenarnya bukanlah Clara, namun mungkin saja ada orang asing yang memanfaatkan wajah Clara untuk menjafi istri dari Malvin. Malvin melihat cctv mansionnya benar-benar tidak aneh, hanya saja memang pagi ini keanehan Clara sudah terjadi, bahkan dia bisa melihat Clara saat keluar dari kamar dengan rambut ter urai dan baju yang sedikit terbuka dan feminim. Dia juga melihat saat dia kembali dari belanja dan terlihat seperti tidak ada rasa bersalah, wajah lugu, pemalu dan pendiamnya benar-benar sudah tidak ada. "Apa dia memang benar Clara dan memang memiliki keinginan untuk berubah?" Gumam Malvin. Dia memijat pangkal hidungnya karena merasa pusing sendiri dengan Clara, padahal sebelumnya dia tidak pernah sama dekali mengurusinya dan tidak pernah peduli dengannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD