Ponsel Firman berdering. Dia berbicara entah dengan siapa, tapi sepertinya membahas pekerjaan. "Ada pertemuan mendadak, Pak. Bagaimana?" "Kamu saja yang wakili saya." "Baik." Firman mengangguk, lalu menatap padaku. "Maaf, Mbak. Saya pamit duluan. Mbak makan siang dengan Pak William saja." "Katanya tadi kamu yang lapar." "Iya, Mbak. Maaf. Pertemuannya dadakan begini. Permisi." Firman mengangguk sedikit pada atasannya, lalu bergegas pergi. Ish, tahu gitu mending tadi langsung pulang saja. "Lusi?" "Y-ya?" Aku tergagap karena sempat menggerutu dalam hati. "Ayo dimakan. Jangan dianggurin itu makanannya. Sayang sudah dipesan." Pak William tersenyum. "Iya, Pak." Aku mengangguk dan tersenyum canggung, lalu mulai menikmati hidangan yang tersaji. Rasa kesal perlahan memudar saat kami mul

