When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Senyum Naomi mengembang lebar. "Makasih ya. Kamu belikan ini untuk istrimu." Naomi tertawa kecil sambil menyembunyikan wajahnya di d**a bidang suaminya. Bahagia, juga bangga. "Aku kagum sekali sama kamu, bisa seperhatian ini sama aku. Kamu tahu kalau perempuan pasti membutuhkan benda ini." Naomi memasukkan benda pilihan suaminya ke dalam keranjang belanjaannya yang sudah terisi separuh. Ada perlengkapan dapur di dalam keranjang itu. Seperti sarden, mie, saus dan kecap. Naomi merangkul lengan Osman dan menggandengnya menuju ke kasir. "Eh, tapi bagaimana kamu bisa tahu kalau aku sedang kedatangan jadwal bulanan?" Osman tersenyum saja. Sementara pikirannya teringat Orin. Bagaimana dengan wanita itu? Orin pasti menunggu. "Kok jam segini kamu sudah keluar dari kantor? Masih ada beberapa me