Ruangan mendadak senyap. Ivy berdiri lebih tegak, Matteo menahan napas, bahkan suara mesin-mesin pun seolah mereda. Isabella merasakan detak jantungnya semakin kencang, memenuhi telinganya dengan suara drum yang menggelegar. Dokter itu melihat ke arah Ivy, lalu Matteo, sebelum akhirnya menatap Isabella. "Menurut hasil tes—" Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar, memotong ucapan dokter. Seorang perawat terlihat panik di ambang pintu. "Dokter, pasien di ruang gawat darurat—kondisinya memburuk!" Dokter itu menghela napas, lalu menoleh ke Isabella. "Maaf, ini sangat penting. Kita lanjutkan nanti." Dia bergegas keluar, meninggalkan ruangan dalam keheningan yang memekakkan. Ivy mengatupkan bibirnya dengan ketat. Matteo mengeluarkan sumpah serapah. Dan Isabella— Isabella hanya menatap ke

