Prolog

565 Words
Kila, seorang mahasiswa baru disalah satu Universitas ternama Korea itu nampak gelisah sedari tadi. Ia merasakan adanya langkah seseorang yang terus mengikutinya. Akan tetapi setiap ia menge-check ke belakang, ia tak menemukan siapa pun di sana. Kila yang merasa semakin cemas pun, segera mempercepat langkahnya, agar ia segera sampai di rumah kecil yang ia sewa selama ia berkuliah di Korea. “Omo!” (astaga) Jantung Kila berdegup kencang, melihat bayangan seseorang tepat di belakangnya. Tanpa perlu melihat ke belakang lagi, Kila memutuskan untuk berlari saja. Sungguh ia sangat takut, karena ia sudah berfikir negatif jika itu adalah orang jahat. Setelah cukup jauh berlari, Kila memutuskan untuk melihat kearah belakang lagi. Dan ya, orang misterius itu tak ada di sana. Huft, akhirnya Kila bisa bernafas lega, mengetahui orang itu sudah tak mengikutinya. Kila pun melanjutkan langkahnya dengan sedikit santai, ralat _jauh lebih santai_, mengingat beberapa saat lalu ia berkesan seperti orang yang dikejar setan_. Eh, tapi tunggu. Kila menghentikan langkahnya tiba-tiba.‘Apa yang mengejarku tadi bukan manusia melainkan makhluk astral yang sedang mengerjaiku?’ pikir Kila merasa takut kembali. Kila menelan ludah susah payah sebelum menatap sekeliling. Keadaan sekitar yang cukup gelap nan sunyi, membuat kesan horror yang melingkupi diri Kila kembali menyerang. Tak ingin berlama-lama dengan ketakutan, Kila memilih melanjutkan langkahnya. Dan tepat saat ia memasuki sebuah gang kecil _jalan pintas menuju rumah sewanya_ ia malah dikejutkan oleh sesuatu di sana. Ia bahkan hampir terjungkal ke belakang saking terkejutnya. “Astaga!” Seru Kila seraya membulatkan matanya terkejut. Seketika jantung Kila serasa melompat dari tempatnya. Pasalnya orang yang mengikuti sedari tadi sudah berdiri di depan-nya, dengan membawa sebuah pisau kecil nan tajam ditangannya itu. ‘Apa maksudnya?’ Cemas Kila, saat pikiran buruk mulai merasuki dirinya. Sungguh Kila merasa ingin berlari saja sekarang, tapi entah kenapa kakinya terasa sulit digerakkan, dan malah gemetaran. Apalagi saat pria itu mulai mengacungkan pisau kearahnya itu, sukses membuat Kila semakin kalut saja. Kila ketakutan setengah mati, ia tau jika laki-laki di depannya ini berbahaya. Jika dia orang baik untuk apa dia menghadangnya dan menodongkan pisau seperti itu. Seketika fikirannya melayang mengingat berita pembunuhan ditelevisi pagi tadi. "Si-siapa kau?” Tanya Kila mencoba memberanikan diri. Pria itu melangkah pelan mendekati Kila. Dan Kila yang merasa ter-ancam pun ikut melangkah mundur. “Ap-pa maumu?” Kila tergagap takut. Tanpa disangka, pria itu malah melangkah cepat. Belum sempat Kila menghindar, Pria itu sudah lebih dulu berada tepat dihadapan Kila. Membuat sang empu langsung memekik terkejut. Pria itu mencengkram kedua lengan atas Kila kuat, lalu mendorong tubuh Kila kedinding beton gang itu. Kila memejamkan matanya rapat-rapat, tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan. Ia bahkan tak berani melihat wajah pria di depannya ini. "To-tolong jangan bunuh aku, kumohon lepaskan aku." Cicit Kila takut-takut. "Buka matamu!" Ucap pria dengan suara berat memerintah. Kila tetap memejamkan matanya, tak memerdulikan perintah pria itu. “Buka matamu!” Desis pria itu dengan tajam, menusuk. Kila akhirnya membuka matanya pelan, lalu pandanganya langsung tertuju pada wajah pria yang menghimpitnya sekarang. Tampan. Satu kata yang terlintas dikepala Kila saat ini. Tapi sedetik kemudian ia menggeleng pelan, menolak pemikiran buruk di otaknya, percuma kalau tampan jika mengerikan seperti ini. "Tolong lepaskan aku, kumohon!" Pria di depannya ini malah menyeringai lebar "Dibunuh--" Kila tersentak kaget, mengetahui kebenaran bahwa pria ini ingin membunuhnya. "Atau dijadikan pacar!" Mata Kila membulat sempurna mendengar ucapan pria ini, tapi sedetik setelahnya kesadaran hilang sepenuhnya. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD