“Kirana! Tunggu, dengarkan aku dulu!” Ali mengejar Kirana masuk ke dalam kamar.
Wanita itu berdiri memunggungi Ali di tengah ruangan. Kirana mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Kini dia sudah tidak ingin mempertanyakan apapun lagi pada Ali.
“Kamu tenang saja, aku tidak akan masuk ke dalam hidupmu jadi kamu tidak perlu menjelaskan apapun yang menjadi keputusan Ibumu. Ibumu benar Al, aku tahu seperti apa latar belakang keluargaku.”
Sekali lagi Kirana berkata dalam hatinya, “Aku yakin tidak sedang jatuh hati pada pria ini, jadi kenapa aku harus terluka mendengar ungkapan kasar jika aku disandingkan dengannya? Memang benar aku hanya wanita biasa, berbeda dengan Ali yang sejak awal terlahir dengan keistimewaan berada di bawah naungan keluarga dengan garis darah biru.”
Ali langsu
