Kirana memijit pelipisnya, wanita itu merasa pusing lantaran Larasati mulai bertindak. “Aku hanya tinggal menunggu semuanya meledak, kemarahan dari mamanya Ali. Dan segalanya akan berakhir.” Gumam wanita itu pada dirinya sendiri. Di sisi lain, Ali sedang menemui tamu penting. Pria itu beberapa kali menatap arloji di pergelangan tangan kanannya, waktu sudah berlalu beberapa jam dan pertemuannya masih belum selesai. “Aku sudah meninggalkan Kirana beberapa jam lamanya. Apa dia bisa menyelesaikan berkas yang aku berikan padanya pagi ini?” Tanyanya dalam hati. “Presdir?” Asisten Ali membisikkan sesuatu pada pria tersebut. Ali segera berdiri dari kursinya, dia menyerahkan sisa pertemuan tersebut pada asistennya itu. “Mama! Bisa-bisanya membuat masalah.” Ali merasa marah dan kesal, de