Mentari bersinar cerah, selasa pagi telah menghampiri. Sekitar jam lima pagi, aku bangun setelah kurang lebih tiga puluh menit hanya diem di kasur, mager. Aku keluar kamar, menatap pintu kamar ayah yang masih tertutup rapat. Masih tidur mungkin, pikirku. Aku pun ke dapur, pengen minum, haus. Aku menyalakan lampu dapur. "Daaarrr!!!" "a***y!!!" Plaak. "Wadow!" Aku yang kaget nggak sengaja nimpuk dan beberapa detik setelahnya kudengar sebuah rintihan dengan suara yang sudah kukenal. Itu suara ayah. Aku diem, tripel sedeng saat melihat ayahku yang sedang mengusap-usap bagian atas kepalanya. "Durhaka nih!" kata ayah kesal. "Lah ayah ngapain?" tanyaku, heran, kaget, shock sebenarnya. Ayah hanya nyengir lalu berputar-putar sebentar dan terakhir berpose sok seksi. "Pantes

